Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Ilmu Bedah FKU RSCM Dr dr Diani Kartini SpBKOnk mengatakan masyarakat harus mewaspadai gejala sariawan yang tidak kunjung sembuh karena bisa memicu terjadinya kanker lidah.
Sariawan yang dalam waktu dua minggu lebih tidak sembuh perlu diperiksakan segera ke dokter karena dapat menjadi salah satu faktor dari kanker lidah.
Diani mengatakan banyak pasien yang datang terlambat untuk memeriksakan kesehatan rongga mulut mereka dan ketika diperiksa, sudah didiagnosis memiliki kanker lidah.
Baca juga : Anda Mengalami Sariawan yang tidak Kunjung Sembuh? Waspada Kanker Rongga Mulut
"Gejala awal pada kanker lidah sering kali kalau pasien datang itu dengan sariawan yang tidak sembuh-sembuh atau adanya benjolan, tetapi paling sering gejalanya adalah karena sariawan yang tidak sembuh-sembuh. Namun, ternyata setelah kita lakukan pemeriksaan, hasilnya adalah kanker lidah," ucap Diani dalam live akun Instagram @rscm.kencana, beberapa waktu lalu.
Kanker lidah tidak banyak diketahui masyarakat sehingga pasien sering terlambat berobat ke dokter. Padahal, kanker lidah termasuk jenis kanker dengan urutan ke-15 yang dapat menyebabkan kematian dan belum diketahui penyebab pasti. Berdasarkan insiden, kanker lidah menempati urutan ke-17 di Indonesia.
"Kanker lidah ini dapat menimbulkan kematian. Kalau kita lihat, kanker lidah itu, kan, berada di area mulut. Semakin besar tumor/kanker lidahnya maka asupan akan tidak bisa masuk, sulit mengunyah, akan sulit makan. Kemudian yang paling penting lagi daerah itu adalah area pernapasan. Kanker lidah bisa menutupi jalur pernapasan yang tertutup sehingga membuat penderita tidak bisa bernapas," tambah Diani.
Baca juga : Musnahkan Sel Kanker dengan Radioterapi
Deteksi kanker lidah dapat dilakukan melalui sel-sel prakanker atau yang biasa disebut dengan lesi prakanker berupa bercak merah dan bercak putih yang tidak bisa hilang. Tanda lain juga bisa dikenali melalui benjolan yang berada di bawah rongga mulut.
Ketika mengalami hal itu, pasien disarankan agar segera memeriksakan kondisi kesehatannya apakah karena kanker lidah atau bisa jadi karena penyakit lain seperti kelenjar getah bening.
"Jadi, memang ada yang namanya lesi pra kanker, berupa benjolan atau bercak-bercak di rongga mulut yang berpotensi menyebabkan kanker. Bercak kemerahan yang ada di lidah atau yang dinamakan eritoplakia kemudian bercak putih bernama leukoplakia ini mempunyai risiko untuk terjadinya kanker lidah. Ada juga benjolan di leher terutama di bawah rahang ini. Kalau di lidah ada masalah, itu paling sering terjadinya tanda-tanda dari kanker lidah ini," ucap Diani.
Penyebab kanker lidah masih belum bisa diketahui. Faktor risiko terjadinya kanker antara lain merokok, minum alkohol, mengunyah sirih, gigi tidak bagus, dan infeksi jamur. (H-2)
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Keluarga mengonfirmasi bahwa Kang Seo-ha mengidap kanker lambung dalam waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya berpulang pada usia 31 tahun
AAP mengungkapkan sekitar 8% bayi lahir dengan masalah tongue tie yang menyulitkan proses menyusui dan berdampak pada tumbuh kembang bayi.
Manusia memiliki lima pancaindra dasar yaitu sentuhan (kulit), penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), dan rasa (lidah).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved