Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspada, Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Tanda Kanker Pankreas

M. Iqbal Al Machmudi
29/5/2024 11:35
Waspada, Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Tanda Kanker Pankreas
Ilustrasi(freepik.com)

GURU Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada penyakit kanker pankreas ialah nyeri ulu hati. Jangan remehkan ketika sudah muncul nyeri ulu hati. Sebaiknya, segeralah periksakan ke dokter.

"Jangan menganggap remeh nyari ulu hati karena walaupun itu kecil kemungkinannya, jangan-jangan nyeri ulu hati kita itu terkait dengan ada proses kanker di dalam tubuh kita. Ini salah satunya ialah kanker pankreas," kata Ari, beberapa waktu lalu.

Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dibawa ke usus halus dan saluran cerna sehingga posisi pankreas berada di datang atau tepat di ulu hati. Ketika seseorang merasakan nyeri pada ulu hati diabaikan dan baru ketika berat badannya turun, baru ketahuan kalau itu merupakan kanker pankreas.

Baca juga : Nyeri Saraf Kejepit? Atasi dengan Terapi Traksi

Faktor risiko seseorang terkena kanker pankreas adalah usia yang semakin tua dan gaya hidup seperti obesitas, tinggi lemak, diabetes melitus, merokok, alkohol, radang pankreas, dan faktor genetik.

Yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor risiko ialah mengurangi atau setop merokok, tidak minum alkohol, memulai makanan dan hidup sehat, tetapi untuk faktor genetik tentu tidak bisa diubah. Umumnya kanker pankreas awal memang tidak bergejala dan masih ringan. Ketika dia makin besar, mulai ada gejala seperti mulai menguning. Setelah memasuki stadium 2, ini sudah mulai makin besar, sudah ada kelenjar getah bening, dan stadium 4 sudah ditemukan di liver atau di paru-paru.

"Dalam satu tahun pertama 90% dari kasus kanker pankreas itu meninggal dunia. Ini memang cukup berat kita menyampaikan. Yang penting adalah bagaimana di akhir yang bersangkutan itu meninggal tentu kualitas hidupnya itu harus baik. Maksudnya ketika matanya kuning karena sumbatan itu kita atasin agar sumbatannya ini kita kurangin. Ketika ini dia nyeri karena kanker pankreasnya, nyerinya itu dikurangi," ujar Ari yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan PB IDI.

Baca juga : Jangan Khawatir, Rontgen Tak Berbahaya bagi Anak

Silent killer

Sangat penting untuk mengedukasi masyarakat bahwa kanker pankeres merupakan silent killer. Karena jika sudah bergejala bisa dikatakan sudah terlambat sehingga ketika ada pasien, matanya kuning, berat badan turun, nyeri ulu hati berulang, berat badan turun, umumnya ialah tanda kanker itu biasanya sudah terlambat.

"Data terakhir 2020 pun di Amerika itu angka kematiannya juga cukup tinggi. Jadi, kasus baru itu ditemukan 57.600 dan tadi yang saya bilang tadi, 90% dari mereka mengalami kematian. Karena tadi ini, umumnya datang juga dengan datang dengan terlambat," ucapnya.

Ia menjelaskan, jika kanker ditemukan masih stadium 1, bisa dilakukan operasi pengangkatan tumor. Namun, jika memang sudah besar, biasanya mengurangi efek dari tumor tersebut dan kalau semakin besar, menimbulkan nyeri maka perlu radioterapi dan kemoterapi sehingga yang dilakukan adalah upaya-upaya paliatif untuk mengurangi kesakitan.

Agar terhindar dari kanker pankreas, pasien dengan diabetes melitus harus dikontrol gula darahnya. Selanjutnya melakukan olahraga teratur dengan kontrol berat badan, setop merokok dan stop minum alkohol beralih pada hidup seimbang.

"Mudah-mudahan ada hal yang kita bisa mengedukasi masyarakat sehubungan dengan apa yang terjadi pada almarhum Rizal Ramli yang memang dari pihak keluarga sudah menyampaikan bahwa beliau memang penderita diabetes, beliau juga umur 69 tahun, laki-laki, dan memang disebutkan meninggal karena kanker pankreas stadium empat," pungkasnya. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya