Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AHLI neurologi anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta R.A. Setyo Handryastuti mengungkapkan bahwa meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak akibat infeksi meningokokus pada anak, seringkali sulit dideteksi dan dapat berkembang dengan cepat.
"Penyakit ini seringkali sulit terdiagnosis dan bisa berkembang sangat cepat. Jika tidak ditangani dalam waktu 24 jam, anak dapat meninggal," kata Handryastuti seperti dikutip dari Antara, Kami (9/5)
"Ia menambahkan bahwa masa inkubasi meningitis membutuhkan waktu empat hari, dengan kisaran antara dua hingga 10 hari, dan gejalanya pada awalnya tidak spesifik," imbuhnya.
Baca juga : Bunda, Ayo Lengkapi Imunisasi si Kecil
Handryastuti menjelaskan bahwa anak yang menderita meningitis biasanya mengalami nyeri pada kaki, merasa kedinginan pada tangan dan kaki, serta mengalami perubahan warna kulit yang tidak normal, seperti pucat atau bercak-bercak.
Namun, ia menegaskan bahwa gejala meningokokus invasif yang berkembang pesat seringkali tidak spesifik, tetapi dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan mengancam jiwa dalam waktu 15 hingga 24 jam.
Menurutnya, gejala non-spesifik yang mungkin muncul dalam empat hingga 12 jam setelah terinfeksi antara lain demam, gelisah, gangguan gastrointestinal, dan sakit tenggorokan.
Baca juga : Doa Setelah Sholat Subuh agar Dimudahkan rezeki Beserta keutamaannya
Handryastuti melanjutkan bahwa dalam waktu 12 hingga 15 jam, pasien dapat mengalami ruam hemoragik, nyeri leher, meningisme, dan fotofobia. Sedangkan dalam waktu 15 hingga 24 jam, pasien dapat mengalami kebingungan atau delirium, kejang, dan kehilangan kesadaran.
"Begitu bakteri masuk ke dalam tubuh, gejala pertama muncul. Dalam waktu kurang dari 24 jam, bakteri yang masuk melalui saluran napas atas akan berkembang biak. Bakteri ini sangat berbahaya, karena jika masuk ke dalam darah, dapat menyebar ke otak dan menyebabkan meningitis, atau jika masuk ke paru-paru, dapat menyebabkan pneumonia," jelasnya.
Handryastuti menyebutkan bahwa data dari bulan Januari 2023 menunjukkan adanya dua kasus meningitis meningokokus di Riyadh, Arab Saudi, dan total ada 12 kasus meningitis meningokokus yang dilaporkan di seluruh Arab Saudi pada tahun 2022. Dengan kondisi ini, ia menyarankan orang tua yang berencana membawa anak-anak ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah atau haji untuk memastikan bahwa anak-anak telah divaksinasi sebelum keberangkatan.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Mengenai Pentingnya Nutrisi Bagi Daya Tahan Tubuh Anak
"Vaksin meningitis dapat diberikan kepada anak-anak mulai dari usia sembilan bulan ke atas. Jadi jika ingin membawa bayi, mereka dapat divaksinasi, tetapi untuk anak-anak di bawah usia tersebut, sebaiknya tidak dibawa terlebih dahulu," katanya.
Ia juga menekankan bahwa banyaknya figur publik yang mengajak anak-anak untuk menunaikan ibadah haji dan umrah dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk memberikan edukasi tentang bahaya meningitis dan pentingnya vaksinasi meningitis pada anak-anak.
"Keluarga muda ini dapat kita manfaatkan untuk menyebarkan informasi bahwa anak-anak harus divaksinasi sebelum berangkat untuk mencegah penyakit," kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia tersebut.
Selain menjalani vaksinasi, ia menekankan pentingnya konsumsi makanan bergizi, minum air putih yang cukup, istirahat yang mencukupi, dan penggunaan masker untuk menghindari masalah kesehatan selama ibadah umrah atau haji. (Ant/Z-10)
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved