Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
STUNTING merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Namun, pencegahan stunting tidak melulu soal perbaikan asupan makan ya, Bunda. Perilaku hidup bersih dan sehat juga sangat diperlukan, termasuk kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Kebiasaan yang terkesan sederhana ini berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting.
Bagaimana kaitan antara stunting dengan cuci tangan pakai sabun? Mari kita simak penjelasan Acting Director of Health and Nutrition Save the Children, Aduma Situmorang, berikut ini.
Air yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan tingkat kebersihan yang rendah dapat berkontribusi pada stunting melalui tiga kunci, yaitu diare, cacing usus, dan disfungsi usus akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang tidak higienis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sekitar 50% kasus malnutrisi terkait dengan diare berulang dan/atau infeksi usus karena kurangnya akses masyarakat terhadap air minum yang cukup dan aman, serta fasilitas sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, komponen air, sanitasi, dan higiene harus menjadi bagian dari setiap respons masalah gizi.
Baca juga : Gandeng LKNU Jabar, HaloPuan Sosialisasi Lawan Stunting di Bandung Barat
Diare yang berlangsung terus-menerus pada balita dapat menghambat penyerapan nutrisi yang bisa menyebabkan stunting. Nah, mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular yang bisa berkontribusi pada stunting. Perlu ditekankan, penggunaan sabun diperlukan untuk membunuh kuman penyakit yang menempel di tangan.
Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan teknik dasar dan terpenting untuk mencegah penyakit menular, termasuk diare, dengan tingkat keberhasilan 80% untuk pencegahan infeksi umum dan 45% berkaitan dengan pencegahan penyakit yang lebih besar.
Agar hasilnya maksimal, mencuci tangan dengan sabun harus menyeluruh, meliputi telapak dan punggung tangan, sela-sela jari, serta ujung-ujung kuku. Ada tujuh waktu tepat mencuci tangan, yaitu:
Baca juga : Perangi Stunting, Restoran AB Steak & ABar Selenggarakan Gala Amal
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) perlu dipraktikkan oleh masyarakat dengan cakupan seluas mungkin. Terkait hal ini, organisasi global Save the Children bersama Unilever melalui brand Lifebuoy menjalankan program Better Investment For Stunting Alleviation (BISA) atau Investasi yang lebih baik untuk Pengentasan, sejak 2019. Program itu berfokus pada perubahan perilaku yaitu cuci tangan pakai sabun (CTPS), dan bertujuan untuk mempromosikan praktik kebersihan pada ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja di dua provinsi, yaitu Jawa Barat (Jabar) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama kurang lebih enam tahun, program ini telah menjangkau 543.063 ibu hamil, pengasuh anak di bawah lima tahun, dan remaja.
Strategi program BISA untuk merubah perilaku adalah dengan menggunakan modul Orang Tua Bertangan Ajaib atau Mom’s Magic Hand dari Lifebuoy, dengan pendekatan emotional-demonstration (emo-demo), sebuah metode interaktif untuk menyampaikan pesan sederhana dengan cara menyenangkan, seperti penggunaan kartu, stiker, lagu, dan pengingat visual lainnya untuk mengajarkan langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun dan tujuh waktu penting CTPS.
Program BISA mampu meningkatkan perilaku CTPS di Jabar dan NTT. Data survei baseline pada 2018 dan endline program pada 2024 menunjukkan, kenaikan dari 54,8% ke angka 81,5% atau sebanyak 4.187 jiwa di Jabar dan NTT. Diharapkan, program ini dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia untuk membantu mencegah penyakit menular dan meningkatkan kesehatan ibu, anak-anak, dan masyarakat setempat.
“Sebelumnya ketika kami dari kebun, kadang cuci tangan, kadang tidak, kalaupun cuci tangan kami menggunakan satu ember air untuk cuci tangan bersama-sama tanpa sabun. Setelah kami diperkenalkan dengan modul dengan pendekatan emo-demo kami lebih mudah mengingat enam langkah cuci tangan dan juga tujuh waktu penting CTPS,” ujar salah satu kader di Timor Tengah Utara, NTT, Adriana Metkono, mengisahkan pengalamannya.
Global Brand Director Lifebuoy, Unilever, Parnil Sarin, mengatakan program BISA terbilang istimewa. “Karena menggabungkan keahlian kami dan juga Save the Children untuk mengubah kehidupan perempuan, gadis remaja, dan anak-anak, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan gizi yang lebih baik melalui praktik kebersihan tangan yang tepat dan agar dapat membantu anak-anak untuk mencapai potensi terbaik mereka”, ucapnya. (X-8)
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Fosil di Gran Dolina ungkap balita Homo antecessor dipenggal dan dimakan 850.000 tahun lalu, bukti kanibalisme tertua di Eropa.
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved