Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengerahan 800 personel Garda Nasional ke Washington DC, serta mengambil alih kendali kepolisian kota. Langkah ini diambil dengan dalih memberantas kejahatan dan tunawisma, sekaligus disertai deklarasi “darurat keamanan publik”.
Trump menyebut ibu kota AS mengalami “kondisi tanpa hukum total” dan menggambarkan kota tersebut sebagai wilayah yang telah “dikuasai geng kekerasan, penjahat haus darah, pecandu narkoba, dan gelandangan”. Ia juga menunjuk Jaksa Agung AS, Pam Bondi, untuk memimpin kepolisian kota selama berada di bawah kendali federal.
“Hari ini adalah hari pembebasan bagi DC. Kita akan mengambil kembali ibu kota kita,” kata Trump di Gedung Putih.
Langkah Trump menuai penolakan dari Wali Kota Muriel Bowser. Menurutnya, meski Washington DC sempat mengalami lonjakan kejahatan pada 2023, data menunjukkan tingkat kejahatan telah turun drastis sejak itu. Statistik resmi menyebut pembunuhan berkurang 32% antara 2023 dan 2024, dan kembali turun 12% tahun ini, mencapai level terendah sejak 2019. Bowser menilai klaim Trump soal gelombang kejahatan adalah berlebihan.
“Kami tidak sedang mengalami lonjakan kejahatan,” tegas Bowser. Ia juga menolak pernyataan yang membandingkan Washington DC dengan Baghdad, menyebutnya “hiperbolis dan keliru”.
Pengerahan Garda Nasional dilakukan berdasarkan Undang-Undang Home Rule yang memberi presiden wewenang mengambil alih kepolisian DC dalam keadaan darurat. Namun, kendali tersebut dibatasi maksimal 30 hari dan memerlukan pemberitahuan tertulis kepada Kongres jika berlangsung lebih dari 48 jam. Bowser menilai kondisi darurat yang menjadi syarat pengambilalihan tidak terpenuhi.
Selain isu kejahatan, Trump juga menyoroti tunawisma di Washington DC. Ia berjanji “menghapus kawasan kumuh” dan memindahkan para tunawisma, meski tidak menjelaskan ke mana mereka akan ditempatkan. “Jika ibu kota kita kotor, seluruh negara kita kotor, dan dunia tidak akan menghormati kita,” ujarnya.
Pernyataan ini mendapat tanggapan dari organisasi lokal yang membantu tunawisma. Presiden So Others Might Eat (SOME), Ralph Boyd, menyebut tunawisma di DC telah menurun hampir 20% dibanding lima tahun lalu. Ia menilai memindahkan mereka keluar kota bukan solusi jangka panjang, melainkan hanya memindahkan masalah ke daerah lain yang mungkin kurang siap.
Langkah Trump memicu aksi protes di luar Gedung Putih, dengan massa meneriakkan “hands off DC” dan “protect home rule”. Para demonstran menuduh Trump lebih mementingankan kendali politik ketimbang keselamatan warga.
Pengerahan Garda Nasional kali ini menjadi yang pertama di Washington DC sejak kerusuhan Capitol pada 2021. Sebelumnya, Trump mengerahkan pasukan serupa ke Los Angeles pada Juni lalu untuk merespons kerusuhan terkait penggerebekan imigran ilegal. (BBC/Z-2)
Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, akan berupaya menjaga kepercayaan warga di tengah pengerahan aparat federal
Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser, mengkritik keputusan Presiden Donald Trump ambil alih kepolisian dan pengerahan Garda Nasional.
Wali Kota Los Angeles mencabut jam malam setelah sepekan kerusuhan akibat protes razia imigrasi.
Wali Kota LA Karen Bass menetapkan pembatasan aktivitas antara pukul 8 malam hingga 6 pagi.
Operasi imigrasi ICE di Los Angeles melibatkan Garda Nasional sebagai perimeter keamanan. Dua demonstran ditangkap, sementara tim CNN sempat ditahan polisi saat meliput protes.
GPM ini bertujuan menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau bagi warga yang membutuhkan
Penanganan kasus Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) di sejumlah kantor kepolisian yang penyidiknya merupakan seorang laki-laki, harusnya peyidik perempuan.
Komnas Perempuan menyoroti praktik penyiksaan seksual yang melibatkan aparat penegak hukum. Laporan tahunan lembaga tersebut mencatat setidaknya ada 13 kasus penyiksaan seksual di 2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved