Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pasukan Garda Nasional AS Mulai Dikerahkan di Washington DC

Thalatie K Yani
13/8/2025 10:21
Pasukan Garda Nasional AS Mulai Dikerahkan di Washington DC
Pasukan Garda Nasional mulai terlihat berpatroli di Washington DC, sehari setelah perintah Presiden AS Donald Trump.(Media Sosial X)

PASUKAN Garda Nasional Amerika Serikat mulai terlihat berpatroli di jalan-jalan Washington DC, sehari setelah Presiden Donald Trump memerintahkan pengiriman pasukan tersebut dan mengambil alih kendali kepolisian kota. Trump beralasan tingkat kejahatan kekerasan di ibu kota sudah tidak terkendali.

Pada Selasa malam, kendaraan lapis baja terlihat di sejumlah pusat kota dan lokasi wisata utama Washington DC. Pejabat pemerintah memperkirakan sebanyak 800 pasukan Garda Nasional serta 500 agen penegak hukum federal akan diterjunkan untuk mendukung pengamanan.

Walikota Washington DC, Muriel Bowser, yang berasal dari Partai Demokrat dan menolak klaim kejahatan di kotanya sudah di luar kendali. Ia menyebut langkah ini sebagai "dorongan otoriter".

Trump yang berasal dari Partai Republik juga mengancam akan mengirim pasukan serupa ke New York dan Chicago. Dua kota besar yang juga dikendalikan Demokrat.

Sejak pengumuman Trump pada Senin, pasukan berseragam kamuflase tersebut mulai berdatangan ke ibu kota. Mereka tampak memasang barikade di sekitar beberapa gedung pemerintahan dan bahkan berfoto bersama para turis.

23 Orang Ditangkap

Pada Senin malam, agen federal menangkap 23 orang yang diduga terlibat berbagai kejahatan, termasuk pembunuhan, kepemilikan senjata ilegal, perdagangan narkoba, tindakan asusila, penguntitan, dan mengemudi ugal-ugalan. Informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

“Ini baru permulaan,” kata Leavitt. “Dalam sebulan ke depan, pemerintahan Trump akan terus memburu dan menangkap setiap pelaku kejahatan kekerasan di wilayah ini yang melanggar hukum, mengancam keselamatan publik, dan membahayakan warga yang taat hukum.”

Direktur FBI, Kash Patel, menyebut agen FBI terlibat dalam sekitar setengah dari penangkapan tersebut.

Di sisi lain, Walikota Bowser dan Kepala Kepolisian Metropolitan Washington DC, Pamela Smith, menegaskan mereka memiliki tujuan yang sama dengan agen federal, yakni menurunkan angka kriminalitas.

“Fokus saya saat ini adalah memaksimalkan kehadiran petugas federal yang datang,” ujar Bowser usai pertemuan dengan Jaksa Agung AS, Pam Bondi.

Kepala Kepolisian Smith menambahkan, “Kami tahu pentingnya mengamankan senjata ilegal dari jalanan. Kehadiran pasukan tambahan ini diharapkan dapat membuat kota kami menjadi tempat yang lebih aman.”

Kritik

Namun, di forum warga pada Selasa malam, Bowser mengkritik keras Presiden Trump. Ia mengajak masyarakat untuk “melindungi kota kita, menjaga kedaulatan lokal, dan memastikan kita memiliki pengawasan yang kuat dengan memilih mayoritas Demokrat di DPR sebagai penahan terhadap langkah otoriter ini,” lapor The New York Times.

Ketegangan ini muncul di tengah pengejaran terhadap seorang tersangka bersenjata yang menembak mati seorang pria di kawasan Logan Circle pada Senin malam, hanya sekitar satu mil dari Gedung Putih. Ini menandai pembunuhan ke-100 di Washington DC tahun ini, menurut media lokal.

Pelaku terakhir terlihat mengenakan kaus hitam dan membawa senapan. Insiden ini membuat US Secret Service meningkatkan pengamanan di sekitar kediaman presiden sebagai langkah antisipasi.

Meski begitu, data dari Kepolisian Metropolitan Washington menunjukkan kejahatan kekerasan mencapai puncaknya pada 2023, lalu menurun 35% tahun lalu ke level terendah dalam 30 tahun terakhir.

Namun, Ketua Serikat Polisi DC, Gregg Pemberton, meragukan data tersebut. Pemberton menuduh kepolisian kota memanipulasi angka kriminalitas untuk menciptakan narasi palsu soal penurunan kejahatan, sementara masyarakat tetap merasa terancam.

Data FBI mencatat penurunan kriminalitas di Washington DC pada tahun lalu, tetapi dengan persentase yang lebih kecil, yakni sekitar 9%. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya