Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pejabat Departemen Kehakiman AS Temui Ghislaine Maxwell di Penjara Terkait Dokumen Epstein

Thalatie K Yani
25/7/2025 08:41
Pejabat Departemen Kehakiman AS Temui Ghislaine Maxwell di Penjara Terkait Dokumen Epstein
Jeffrey Epstein, dan Ghislaine Maxwell(AFP)

SEORANG pejabat senior Departemen Kehakiman AS bertemu dengan Ghislaine Maxwell, mantan rekan dekat Jeffrey Epstein, di penjara Tallahassee, Florida, Kamis (24/7). Pertemuan ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan publik agar pemerintahan Trump merilis dokumen terkait jaringan perdagangan seks Epstein.

Maxwell, 63, tengah menjalani hukuman 20 tahun penjara atas kasus perdagangan seks yang membantu Epstein mengeksploitasi gadis-gadis muda.

Pertemuan Seharian Penuh

Pengacara Maxwell, David Markus, mengatakan kepada CBS News, ia tidak bisa mengungkap detail pembicaraan. Namun menegaskan Maxwell menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

“Dia tidak pernah menolak. Dia menjawab semuanya,” kata Markus. “Saya bersyukur pemerintah akhirnya datang untuk bertanya langsung kepadanya. Ini pertama kalinya dilakukan, dan itu hal yang baik.”

Wakil Jaksa Agung Todd Blanche sebelumnya mengatakan ia ingin menggali informasi dari Maxwell mengenai individu lain yang mungkin terlibat dalam kejahatan Epstein.

Trump Dikaitkan dalam Dokumen DOJ?

Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya sorotan terhadap Maxwell dan tuntutan agar Departemen Kehakiman merilis dokumen terkait kasus Epstein.

The Wall Street Journal melaporkan Jaksa Agung Pam Bondi sempat memberi tahu Trump pada Mei lalu, namanya tercantum dalam dokumen DOJ terkait Epstein. Namun, Gedung Putih membantah laporan tersebut dan menyebutnya “berita palsu.”

Perlu dicatat, tercantumnya nama seseorang dalam dokumen tidak otomatis berarti terlibat kriminal, dan Trump sejauh ini tidak pernah dituduh melakukan pelanggaran dalam kasus Epstein.

Saat kampanye pemilu lalu, Trump sempat berjanji akan merilis dokumen Epstein. Namun para pendukungnya kini mulai frustrasi karena belum ada kejelasan, termasuk soal rumor “daftar klien” Epstein. DOJ dan FBI sebelumnya menegaskan tidak ada daftar semacam itu.

Tekanan dari Kongres dan Publik

Kasus Epstein kembali mencuat setelah Komite DPR AS pada Rabu (23/7) memutuskan untuk memanggil paksa (subpoena) Departemen Kehakiman guna menyerahkan dokumen kasus. Komite Pengawas DPR yang dikendalikan Partai Republik juga telah memanggil Maxwell untuk bersaksi secara virtual pada 11 Agustus mendatang.

Namun Ketua DPR Mike Johnson mengingatkan Maxwell, yang selama bertahun-tahun membantu Epstein merayu dan melecehkan anak di bawah umur, tidak bisa dipercaya memberikan kesaksian akurat.

Pengacaranya membantah, menegaskan Maxwell akan bersaksi dengan jujur jika ia memilih untuk tidak menggunakan hak diamnya.

Kasus yang Sarat Konspirasi

Epstein meninggal bunuh diri di penjara New York pada 2019 saat menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks. Sejak kematiannya, berbagai teori konspirasi terkait jaringan kejahatannya terus berkembang.

Pekan lalu, Departemen Kehakiman sempat meminta pengadilan federal di Florida untuk membuka kesaksian dewan juri dari penyelidikan tahun 2006. Namun pada Rabu, hakim menolak untuk mempublikasikan dokumen tersebut. (BBc/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya