Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7).
Kedatangan Presiden Prabowo di lobi VVIP disambut dengan jajaran pasukan kehormatan sebagai bentuk penghormatan kepada kepala negara yang hadir dalam pertemuan penting tersebut.
Indonesia telah resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025. BRICS sendiri merupakan forum kerja sama strategis yang dibentuk pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India dan Tiongkok, kemudian berkembang dengan bergabungnya Afrika Selatan pada 2010, serta Mesir, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi pada 2024.
Indonesia telah berpartisipasi dalam 165 pertemuan BRICS, termasuk 20 kali pada tingkat menteri.
Kehadiran Presiden Prabowo dalam KTT kali ini menandai partisipasi perdana Indonesia sebagai anggota tetap. Tema yang diusung dalam forum ini adalah "Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance."
Presiden Prabowo tiba setelah sejumlah kepala negara lainnya, termasuk delegasi dari Iran, India, Mesir, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Rusia, Tiongkok, dan Ethiopia.
Setibanya di tempat utama acara, Presiden Prabowo disambut langsung oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, yang juga menjabat sebagai Ketua BRICS 2025.
Kedua pemimpin negara terlihat berjabat tangan dan berpelukan hangat, diselingi perbincangan singkat dan sesi foto bersama.
Sambutan hangat tersebut mencerminkan antusiasme Brasil dalam menerima kehadiran Presiden Indonesia untuk pertama kalinya dalam pertemuan puncak BRICS.
Setelah penyambutan resmi, Presiden Prabowo bergabung dengan para kepala negara lainnya di Leaders' Lounge, ruang informal untuk berdiskusi ringan mengenai tantangan global dan isu penting lain sebelum sesi utama dimulai.
Dalam sesi foto bersama para pemimpin dan delegasi, Presiden Prabowo tampak berdiri berdampingan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Agenda kemudian dilanjutkan dengan sesi terbatas di Ruang Plenary yang mengangkat tema "Peace and Security, and Global Governance Reform."
Pada sesi ini, Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan pandangan Indonesia mengenai tema tersebut.
Selain itu, Presiden juga akan mengikuti beberapa pertemuan bilateral dan sesi lainnya yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan KTT BRICS selama dua hari ke depan. (Fer/I-1)
Kenapa aparat penegak hukum terkesan berlambat-lambat? Ada apa sebenarnya hingga perintah pemimpin tertinggi negeri ini seperti tak dipatuhi oleh jajarannya dengan sepenuh hati?
Prabowo Arahkan Keberlanjutan Hilirisasi dan Swasembada
Jamuan makan siang rumah Kertanegara itu digelar sehari setelah kemenangan penting Timnas Indonesia 1-0 atas Tiongkok dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Menpora Dito Ariotedjo merespons kritik yang muncul dari mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok, terkait pemberian jam tangan mewah Rolex oleh Presiden Prabowo Subianto pada Timnas
CALON Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil mengaku sedang mengatur jadwal pertemuan dengan Presiden RI, Prabowo Subianto. Namun, dirinya belum dapat memastikan pertemuan
Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu meyakini pasangan calon (paslon) lain juga bakal mendapat dukungan serupa jika sowan ke Prabowo.
"Presiden Xi dijadwalkan menghadiri upacara pembukaan Forum Bisnis BRICS dalam format virtual dan menyampaikan pidato utama pada 22 Juni 2022."
Dia mencatat dunia saat ini sedang menghadapi perubahan drastis, pandemi yang tidak terlihat dalam satu abad, dan berbagai tantangan keamanan terus bermunculan.
NEGARA-negara anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, mengatakan akan memperluas keanggotaan mereka. Indonesia, Turki, Arab Saudi, Mesir diajak gabung.
PRESIDEN Brasil Luiz Inacio Lula da Silva tiba di Tiongkok untuk kunjungan resmi untuk meningkatkan hubungan yang sudah dalam antara raksasa Asia dan ekonomi terbesar Amerika Latin.
Sekarang, BRICS sedang berupaya mengurangi kebergantungan pada dolar AS dengan menciptakan standardisasi baru pada sistem keuangan.
Sejarah mencatat negara berkembang banyak mengalami ketidakadilan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved