Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

7 Tempayan Pemakaman Raksasa Pra-Columbus Ditemukan di Pedalaman Hutan Amazon

Thalatie K Yani
27/6/2025 07:10
7 Tempayan Pemakaman Raksasa Pra-Columbus Ditemukan di Pedalaman Hutan Amazon
Sebanyak tujuh tempayan pemakaman berukuran besar di masa pra-Columbus ditemukan di tengah hutan hujan Amazon, Brasil,(Márcio Amaral)

TUJUH tempayan pemakaman berukuran besar dari masa pra-Columbus ditemukan di tengah hutan hujan Amazon, Brasil. Penemuan ini bermula dari seorang nelayan di kawasan terpencil Solimões Hulu, yang menemukan tempayan kuno tersebut setelah sebuah pohon Paricarana setinggi 15 meter tumbang dan memperlihatkan benda-benda terkubur di bawahnya.

Meski usia pasti tempayan belum diketahui, arkeolog dari Mamirauá Institute for Sustainable Development (IDSM) memperkirakan benda-benda ini berusia ratusan hingga ribuan tahun. Menariknya, tempayan tersebut ditemukan di sebuah pulau buatan manusia—struktur arkeologis yang langka di wilayah itu. Namun, para peneliti belum dapat memastikan apakah budaya yang membangun pulau juga merupakan pembuat tempayan tersebut.

Ritual Pemakaman Unik Suku Amazon

Dua dari tempayan keramik berukuran hingga 89 cm itu berisi tulang manusia. Sementara lima lainnya ditemukan dengan sisa-sisa hewan seperti ikan, katak, kura-kura, dan berbagai biji-bijian. Menurut arkeolog Geórgea Layla Holanda yang memimpin penggalian, isi tempayan ini kemungkinan besar berkaitan dengan ritual pemakaman.

“Temuan ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Holanda dalam pernyataan dari Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil. Ia menambahkan tempayan tidak memiliki tutup dari keramik, kemungkinan karena sebelumnya ditutup dengan bahan organik yang telah membusuk.

Temuan serupa memang pernah ditemukan di wilayah Solimões lainnya, di mana tempayan memiliki tutup berbentuk kepala manusia dengan tonjolan menyerupai anggota tubuh. Sementara tempayan yang ditemukan kali ini terbuat dari tanah liat berwarna kehijauan dan dihias dengan lapisan tanah liat serta garis merah yang belum bisa dikaitkan dengan gaya keramik tertentu.

Holanda juga menjelaskan pemakaman dengan tempayan umumnya dilakukan dalam beberapa tahap. Awalnya, jenazah diletakkan dalam keranjang dan dibiarkan di sungai agar ikan memakan jaringan lunaknya, atau dikuburkan di tanah. Setelah tulang-tulang terlepas, jenazah dikremasi dan abunya dimasukkan ke dalam tempayan sebagai simbol tubuh baru. Banyak budaya Amazon mengubur tempayan ini di bawah rumah-rumah mereka.

Ekskavasi di Tengah Tantangan Alam

Ekskavasi berlangsung selama sebulan dan melibatkan komunitas lokal São Lázaro do Arumandubinha, yang pertama kali melaporkan penemuan ini kepada peneliti. Arkeolog Márcio Amaral mengatakan masyarakat lokal memahami nilai sejarah temuan tersebut dan membantu tim dalam menghindari banjir musiman.

Untuk mencapai situs arkeologi yang dikenal sebagai Lago do Cochila, tim peneliti harus menempuh perjalanan lebih dari 24 jam dengan perahu dari Tefé, dilanjutkan dengan kano sejauh 18 kilometer, dan berjalan kaki satu jam melalui hutan. Karena kondisi lahan yang selalu tergenang, ekskavasi dilakukan di atas platform kayu setinggi tiga meter yang dibangun oleh warga setempat menggunakan kayu dan tanaman merambat.

Ketujuh tempayan dikubur sedalam 40 cm di pulau buatan yang dibentuk oleh leluhur masyarakat adat dengan menimbun tanah guna melindungi komunitas dari banjir sungai Amazon.

Setelah ekskavasi selesai, para peneliti berencana melakukan penanggalan radiokarbon terhadap tempayan dan mengeksplorasi laporan-laporan tambahan tentang temuan serupa di pulau-pulau buatan lain di wilayah sekitarnya. (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya