Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ini Rincian Kemenangan Iran dari Melawan Israel dan AS

Ferdian Ananda Majni
26/6/2025 10:51
Ini Rincian Kemenangan Iran dari Melawan Israel dan AS
Sepanduk berisi pesan dan gambar PM Israel Benjamin Netanyahu.(Anadolu)

MESKIPUN gencatan senjata antara Iran dan Israel telah diberlakukan, banyak pengamat meyakini bahwa konflik 12 hari ini berakhir dengan kemenangan strategis bagi Teheran. 

Iran tak hanya berhasil menahan gempuran, tetapi juga melancarkan serangan balasan yang membuat Tel Aviv dan Washington menanggung kekalahan diplomatik dan militer yang tidak kecil.

Penyulut Perang?

Perang ini bermula pada dini hari 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan serangan besar-besaran terhadap instalasi strategis Iran. 

Dalam dua belas hari berikutnya, Iran menunjukkan kemampuan bertahan dan membalas serangan dengan kekuatan yang tak terduga. 

Perlawanan Iran?

Perlawanan Iran yang gigih membuat banyak analis Barat dan regional menyebut negara itu sebagai pihak yang paling diuntungkan dari konflik ini, bukan hanya secara militer, tetapi juga dari sisi pengaruh politik dan citra global.

Menteri Luar Negeri Iran, Seyyed Abbas Araghchi menyatakan bahwa gencatan senjata dicapai bukan semata karena kesepakatan kedua pihak. "Tetapi karena tekanan terus-menerus dari pihak Barat, khususnya Amerika Serikat, serta peningkatan aktivitas dari negara-negara Arab, khususnya Qatar," kata Araghchi dilansir Mehr News, Kamis (26/6).

Dasar Laporan?

Pernyataan ini sejalan dengan sejumlah laporan yang menyebut bahwa Israel sebenarnya menunjukkan keinginan kuat untuk segera mengakhiri konflik.

Untuk memahami latar belakang desakan gencatan senjata ini, sejumlah faktor krusial perlu diperhatikan:

1. Serangan Balasan Iran Mengejutkan Barat

AS dan Israel sebelumnya meyakini bahwa tekanan militer akan membuat Iran runtuh dengan cepat. 

Namun justru sebaliknya, Iran dengan sigap memulihkan kekuatannya dan melancarkan serangan balasan ke wilayah-wilayah yang diduduki Israel. 

Serangan tersebut disebut-sebut sebagai yang paling masif dalam sejarah konflik antara kedua negara, dan menyebabkan kerugian besar baik secara material, psikologis, maupun reputasi internasional, bagi Israel.

Laporan dari sumber Barat dan Israel juga menyebut bahwa persediaan militer Israel mengalami penurunan drastis selama perang berlangsung. 

Menyadari ketimpangan kekuatan, Barat dan Israel akhirnya mendorong terjadinya gencatan senjata.

2. Perhitungan Politik Israel Meleset

Israel sempat memperkirakan serangan mereka akan menciptakan ketidakstabilan internal di Iran. Namun justru yang terjadi sebaliknya. 

Solidaritas dan kohesi nasional rakyat Iran meningkat tajam selama konflik. 

Beberapa pengamat hubungan internasional bahkan menyatakan bahwa struktur politik Iran kini lebih stabil dan kuat dibandingkan sebelumnya.

Kondisi ini membuat Israel dan Amerika Serikat menilai bahwa melanjutkan konfrontasi akan membawa risiko yang jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya.

3. Reaksi Dunia dan Tekanan Internasional

Tindakan militer Israel yang agresif dan serangan terhadap infrastruktur penting Iran dinilai melanggar prinsip-prinsip hukum internasional.  Akibatnya, terjadi gelombang protes besar-besaran di berbagai negara, mengecam baik Israel maupun sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Situasi ini mendorong kedua negara untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang di kancah internasional. 

Mereka menilai bahwa mengakhiri konflik lebih menguntungkan ketimbang melanjutkannya.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, banyak analis menyimpulkan bahwa dalam konflik terbaru ini, Iran keluar sebagai pihak yang unggul, sementara Israel dan AS harus menghadapi konsekuensi dari apa yang dinilai sebagai kekalahan strategis mereka. (Fer/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya