Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Ini Nasib Pahit Pengungsi Palestina yang Terjadi Hingga Kini, Indonesia Jangan Ikuti Skenario Israel

Ferdian Ananda Majni
08/8/2025 12:43
Ini Nasib Pahit Pengungsi Palestina yang Terjadi Hingga Kini, Indonesia Jangan Ikuti Skenario Israel
Ilustrasi.(Aljazeera)

INDONESIA berencana menampung sekitar 2.000 warga Palestina pada tahap awal berpotensi menjadi langkah bersejarah namun sarat konsekuensi. Hal ini disampaikan Pakar Timur Tengah Smith Alhadar menanggapi arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta agar Indonesia membantu pengobatan bagi warga Gaza dan merelokasikannya di Pulau Galang, Kepulauan Riau.

Menurutnya, jika kebijakan ini berjalan mulus tanpa penolakan, jumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah, sekaligus membuka peluang bagi Israel dan Amerika Serikat menekan negara Arab serta muslim lain agar mengikuti jejak serupa. 

"Ini juga menjadi preseden bagi Israel dan AS untuk menekan negara Arab dan muslim lain untuk mengikuti jejak Indonesia," kata Smith kepada Media Indonesia, Jumat (8/8).

Skenario Israel?

Smith menambahkan bahwa Indonesia berpotensi masuk dalam skenario yang selaras dengan kepentingan Israel dan Amerika Serikat, disadari atau tidak oleh pemerintah. 

"Jadi sadar atau tidak, RI akan masuk ke dalam skenario Israel-AS yang tidak mungkin tidak disadari pemerintah kita," sebutnya.

Kapasitas Besar?

Pulau Galang memang memiliki kapasitas menampung lebih banyak warga Palestina, namun langkah itu dinilai bukan membantu, melainkan justru menghilangkan eksistensi Palestina.

"Tapi kalau itu kita lakukan, kita bukan membantu Palestina, tapi melenyapkannya," tegasnya.

Hal tersebut berarti juga melibatkan Indonesia dalam tindakan ethnic cleansing bersama Israel dan AS, yang dapat memperburuk hubungan dengan negara-negara Timur Tengah.

Resistensi Tinggi?

Di dalam negeri, dia menyebut pemerintahan Prabowo diperkirakan akan menghadapi resistensi kuat dari rakyat, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik serta tumpukan persoalan sosial, politik dan hukum yang meresahkan masyarakat. 

"Kehadiran pengungsi Palestina di Indonesia juga berpotensi membawa masalah politik yang sulit diselesaikan," sebutnya.

Sejarah Konflik?

Dalam catatan sejarah konflik Israel-Palestina, dia menjelaskan bahwa belum pernah ada warga Palestina yang terusir mampu kembali ke tanah kelahiran mereka.

"Dalam sejarah konflik Israel-Palestina, belum pernah ada warga Palestina yang terusir bisa kembali ke kampung halaman mereka," tegasnya.

Persaingan Adikuasa?

Dalam konteks persaingan Amerika Serikat dan Tiongkok di Indo-Pasifik, Indonesia memiliki posisi sebagai game changer karena letak geografis strategis, pasar besar dan politik luar negeri bebas aktif. 

"Indonesia adalah game changer karena posisi geografis yang sangat strategis, pasar yang besar dan politik bebas aktif," tuturnya.

Posisi Indonesia?

Posisi ini seharusnya digunakan untuk meningkatkan political leverage dalam perundingan dengan AS, bukan memilih langkah pragmatis yang dinilai tidak bermoral dan mengandung risiko politik, baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Seharusnya, Prabowo menggunakan posisi ini untuk meningkatkan political leverage dalam perundingan dengan AS, bukan jalan pragmatis yang tidak bermoral, yang mengandung resiko politik nasional dan internasional yang tidak kecil," pungkasnya. (Fer/P-3)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya