Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Razia Massal ICE Timbulkan Ketakutan, Penghentian Operasi di Los Angeles hingga Profil ICE

Khoerun Nadif Rahmat
12/6/2025 12:26
Razia Massal ICE Timbulkan Ketakutan, Penghentian Operasi di Los Angeles hingga Profil ICE
Wali Kota LA Karen Bass menetapkan pembatasan aktivitas antara pukul 8 malam hingga 6 pagi.(Media Sosial X)(Media sosial X)

RAZIA imigrasi oleh otoritas federal Immigration and Customs Enforcement (ICE) di Los Angeles, negara bagian California, Amerika Serikat memicu kecemasan luas di kalangan para imigran. Seruan agar operasi dihentikan datang dari puluhan wali kota wilayah Los Angeles, California yang menyebut tindakan itu sebagai pemicu instabilitas sosial dan potensi kekerasan baru. Apa itu ICE?

Sejak Jumat pekan lalu, lembaga Immigration and Customs Enforcement (ICE) melancarkan razia di berbagai lokasi mulai dari toko bangunan, tempat pencucian mobil, gereja, hingga pusat kebugaran. Razia berlangsung pada siang hari dan melibatkan kendaraan lapis baja serta petugas bersenjata.

Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, mengecam keras tindakan tersebut. “Ketika orang tua dipisahkan dari anak-anak mereka, dan kendaraan lapis baja masuk ke lingkungan kami, itu bukan demi keamanan publik—itu adalah intimidasi,” ujarnya dikutip dari Financial Review.

Sementara itu, Wali Kota El Monte, Jessica Ancona, mengaku terkena peluru karet saat razia berlangsung di wilayahnya. “Saya minta dengan sangat—hentikan teror terhadap warga kami,” tegasnya.

Profil ICE

Immigration and Customs Enforcement (ICE) didirikan pada tahun 2003 sebagai hasil penggabungan antara elemen investigasi dari U.S. Customs Service dan Immigration and Naturalization Service. Lembaga ini kini memiliki lebih dari 20.000 personel yang tersebar di lebih dari 400 kantor di Amerika Serikat dan sejumlah negara lain.

ICE memiliki anggaran tahunan sekitar $8 miliar atau sekitarRp128 triliun, yang digunakan untuk menjalankan tiga direktorat utama:

Homeland Security Investigations (HSI) – fokus pada kejahatan lintas negara dan pelanggaran imigrasi berat.

Enforcement and Removal Operations (ERO) – bertanggung jawab atas penahanan dan deportasi imigran ilegal.

Office of the Principal Legal Advisor (OPLA) – menangani urusan hukum dan peradilan dalam kasus imigrasi.

Satu direktorat tambahan, Manajemen dan Administrasi (M&A), mendukung ketiga unit operasional tersebut dalam menjalankan misi lembaga. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya