Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
INDEKS saham utama Jepang, Nikkei 225, terperosok hampir 9% pada awal perdagangan Senin (waktu Tokyo), sementara indeks saham perbankan Jepang jatuh hingga 17%, seiring meningkatnya kekhawatiran akan resesi global yang dipicu perang dagang akibat tarif.
Nikkei sempat turun tajam sebesar 8,8% ke level 30.792,74 — posisi terendah sejak Oktober 2023. Pada pukul 00:34 GMT, indeks ini masih melemah 7,3% dan berada di level 31.318,79, menurut laporan Reuters.
Seluruh 225 saham komponen dalam indeks Nikkei tercatat diperdagangkan di zona merah.
Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas juga mengalami penurunan drastis hingga 8% ke angka 2.284,69. Indeks saham perbankan Topix menjadi yang paling terpukul, sempat anjlok hingga 17,3% dan terakhir tercatat turun 13,2%. Selama tiga sesi terakhir, indeks perbankan ini sudah merosot hingga 30%.
Menurut laporan Agence France-Presse (AFP), penurunan tajam ini melanjutkan tren pelemahan minggu sebelumnya yang mencapai 9% — penurunan mingguan terdalam sejak Maret 2020.
Pemicunya adalah ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang semakin memanas. Pada Jumat lalu, sebagai balasan atas kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump, Tiongkok mengumumkan kenaikan tarif tambahan sebesar 34% untuk produk-produk asal AS.
Langkah ini memperkuat kekhawatiran investor bahwa perang dagang berskala penuh tengah berlangsung dan berpotensi menyeret perekonomian global ke jurang resesi.
Bank investasi JPMorgan bahkan menaikkan proyeksi kemungkinan terjadinya resesi global pada akhir tahun ini menjadi 60%, dari sebelumnya 40%.
Dampak kekhawatiran ini juga terasa di pasar komoditas. Harga minyak global turun lebih dari 3% pada Senin, memperpanjang tren penurunan dari pekan sebelumnya. Harga minyak mentah Brent turun sebesar US$2,1 atau 3,2% menjadi US$63,48 per barel pada pukul 10:27 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS merosot US$2,14 atau 3,5% menjadi US$59,85 per barel.
Kedua indeks minyak tersebut sempat anjlok 7% pada Jumat lalu, mencatat posisi terendah dalam lebih dari tiga tahun. Penurunan ini terjadi setelah Tiongkok secara agresif menaikkan tarif untuk produk AS, memperburuk eskalasi perang dagang yang menambah tekanan pada pasar global.
Secara keseluruhan, hampir US$5 triliun lenyap dari kapitalisasi pasar saham global dalam sepekan terakhir sejak Trump meluncurkan gelombang baru tarif pada Rabu lalu.
Di Amerika Serikat sendiri, pasar saham juga terdampak parah. Indeks S&P 500 mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020. Nasdaq Composite bahkan ditutup turun lebih dari 20% dari rekor tertingginya di bulan Desember, yang menandakan bahwa indeks yang didominasi saham teknologi ini resmi memasuki fase pasar bearish. Indeks Dow Jones Industrial Average juga mengakhiri minggu lalu dengan penurunan lebih dari 10% dari puncak tertingginya di bulan Desember, menandai fase koreksi pada indeks saham unggulan tersebut. (The Guardian/Z-2)
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
meningkatnya volatilitas di pasar global dalam beberapa hari terakhir. Sentimen investor saat ini dibayangi sikap kehati-hatian, di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik
Kinerja pasar saham Indonesia hingga akhir April 2025 masih mencatat pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah sebesar 4,42% dalam tahun berjalan.
Presiden Donald Trump menyatakan tidak berniat memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell, meskipun sebelumnya mengkritik tajam dan menyebut Powell sebagai “pecundang besar.”
Pasar saham Amerika Serikat terjun bebas pada Rabu (16/4) waktu setempat. Itu terjadi setelah Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memperingatkan kebijakan tarif impor
Mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan akan selalu ada "masalah transisi" di tengah gejolak pasar akibat perang tarif global yang dipicunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved