Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Narasi Palsu Trump Serang Zelensky Terus

mediaindonesia.com
20/2/2025 22:45
Narasi Palsu Trump Serang Zelensky Terus
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky(ANTARA)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak henti-hentinya melontarkan banyak narasi palsu tentang Ukraina dan perangnya dengan Rusia dalam beberapa hari terakhir.  Narasi-narasi itu ia lontarkan melalui pernyataan kepada wartawan hingga unggahan di media sosial.

Dalam sebuah pernyataan, Trump menyerukan pemilihan umum Ukraina yang baru. Sebagai informasi, pemilihan presiden Ukraina yang dijadwalkan tahun lalu dibatalkan karena negara tersebut berada dalam darurat militer.

Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia, Yevhenia Shynkarenko, merespon pernyataan Trump tersebut. Menurutnya, sebagai negara demokrasi, konstitusi Ukraina menyatakan bahwa tidak ada pemilihan umum jika perang sedang berlangsung.

"Sebagai negara demokrasi, kami memiliki konstitusi yang menyatakan dengan jelas bahwa tidak ada pemilihan umum yang dapat digelar ketika ada perang di negara tersebut, selama darurat militer. Itulah sebabnya kita tidak dapat mengadakan pemilihan umum selama darurat militer," kata Shynkarenko di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Pada kesempatan yang sama, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Polandia di Indonesia, Maciej Tumulec, menyoroti Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang menjadi salah satu anggota Dewan Keamanan PBB tetapi tak dapat mendorong solusi damai.

"Jadi, bagaimana kita bisa mendorong solusi damai yang adil melalui multilateralisme, terutama seperti PBB. Sekarang kita memiliki dua anggota Dewan Keamanan PBB yang benar-benar saling membujuk dan mungkin memveto segala jenis saran," kata Tumulec.

Trump sebelumnya sempat menepis keluhan Ukraina tentang pengecualiannya dari perundingan AS-Rusia untuk mengakhiri perang. Ia secara keliru mengatakan tentang Ukraina: "Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda seharusnya bisa membuat kesepakatan."

Faktanya, bukan Ukraina yang memulai perang. Rusia lah yang memulai perang dengan menginvasi Ukraina pada 2022. (H-1)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya