Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HAMAS membebaskan tiga sandera Israel di Gaza. Sedangkan Israel melepaskan 183 tahanan Palestina dalam pertukaran terbaru sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi secara internasional.
Ketiga sandera, Eli Sharabi, Ohad Ben Ami, dan Or Levy, diserahkan kepada Palang Merah pada Sabtu pagi sebelum bersatu kembali dengan keluarga mereka di Israel.
Kekhawatiran muncul mengenai kondisi mereka, dengan keluarga Sharabi menggambarkan kejutan mereka melihat penampilannya yang "keriput".
Tahanan Palestina yang kembali disambut dengan perayaan di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Perwakilan mengklaim mereka semua membutuhkan "perawatan medis", tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejauh ini, 21 sandera dan 566 tahanan telah dibebaskan sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari.
Pada akhir tahap pertama gencatan senjata dalam waktu tiga minggu, diperkirakan 33 sandera dan 1.900 tahanan akan dibebaskan. Israel mengatakan delapan dari 33 sandera telah meninggal.
Ketika Sharabi, Ben Ami, dan Levy diserahkan kepada Palang Merah di Deir al-Balah, Gaza Tengah, kerumunan berkumpul, dipagari barisan pejuang bersenjata, untuk menonton dan merekam menggunakan ponsel, sementara bendera Hamas dan Palestina berkibar.
Seorang pejabat Hamas dan perwakilan Palang Merah menandatangani dokumen di atas panggung untuk menyelesaikan serah terima. Ketiga sandera kemudian dipamerkan di atas panggung, ditemani pria bersenjata. Ketiga pria itu berpose sambil memegang sertifikat dan menjawab pertanyaan dengan mikrofon, sebelum melambaikan tangan saat mereka dibawa ke kendaraan Palang Merah.
Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan rasa terkejut atas kondisi fisik ketiga pria yang katanya "kembali setelah 491 hari neraka, kelaparan, kurus, dan menderita".
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengkritik kondisi para sandera tersebut, mengatakan "kita telah melihat lagi apa yang dilakukan monster-monster Hamas".
Dia juga menuduh Hamas melakukan "pelanggaran berulang" terhadap kesepakatan gencatan senjata, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan kepada BBC Arabic pada Sabtu bahwa pembebasan sandera Israel terbaru dilakukan dengan cara "beradab".
Dia juga menuduh Israel "berlarut-larut" dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan yang disepakati sebagai bagian dari gencatan senjata.
Koordinator tahanan dan orang hilang dari Netanyahu mengatakan Israel memperlakukan masalah ini dengan "keseriusan besar" dan akan membawanya kepada mediator gencatan senjata untuk diambil tindakan.
Saudara ipar Sharabi, Steve Brisley, mengatakan kepada BBC mendapatkan konfirmasi dia masih hidup adalah "apa yang telah kami perjuangkan selama 16 bulan terakhir".
"Sangat sulit" melihatnya "kurus, keriput" dan dipamerkan Hamas, kata Brisley. "Yang paling menyentuh bagi saya adalah cahaya yang hilang dari matanya."
Eli Sharabi, 52, diambil dari Kibbutz Beeri bersama saudaranya, Yossi, yang kematiannya dikonfirmasi. Istri Sharabi yang lahir di Inggris, Lianne, dan dua putrinya, Noiya dan Yahel, dibunuh dalam serangan itu.
Selama pembebasannya, Sharabi terekam mengatakan dia "sangat senang hari ini bisa kembali kepada...istri dan anak-anak saya", yang menambah kekhawatiran dia tidak mengetahui keluarganya telah dibunuh.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "gambar-gambar yang mengganggu" dari pembebasan ini "menjadi bukti yang sangat mencolok dan menyakitkan yang tidak memberi ruang untuk keraguan - tidak ada waktu yang boleh disia-siakan untuk para sandera! Kita harus mengeluarkan mereka semua, sampai sandera terakhir."
Sementara itu, Komite Internasional Palang Merah (ICRC), yang memfasilitasi serah terima, mengatakan bahwa mereka "semakin khawatir tentang kondisi sekitar operasi pembebasan."
"Kami mendesak semua pihak, termasuk mediator, untuk bertanggung jawab memastikan bahwa pembebasan di masa depan dilakukan dengan penuh martabat dan privasi," katanya.
Kemudian pada hari Sabtu, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina. Lebih dari 70 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup atau hukuman panjang, dan 111 adalah warga Gaza yang ditahan selama perang. Tujuh di antaranya dijadwalkan untuk dideportasi. (BBC/Z-3)
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengutuk keras serangan Israel terhadap salah satu fasilitas gas utama Iran yang terletak di pesisir Teluk Persia.
Serangan rudal dari Iran yang menghantam pusat kota Bat Yam, dekat Tel Aviv, Minggu dini hari, meninggalkan jejak kehancuran yang menggetarkan hati.
Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat tajam, memasuki hari ketiga saling serang dengan korban jiwa yang terus bertambah dan sasaran serangan yang semakin meluas.
PUTRA Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran telah menghambat upaya meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
MANTAN penasihat Pentagon sekaligus Kolonel Purnawirawan Douglas Macgregor memperingatkan bahwa perang dengan Iran berpotensi menyeret Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia III.
Serangan menargetkan kompleks Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata yang berada di kawasan Nobonyad.
Hamas mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari dengan imbalan pembebasan sembilan sandera dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hamas membebaskan sandera Israel-Amerika Edan Alexander setelah 19 bulan ditahan, sebagai isyarat niat baik menjelang kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah.
Hamas mengatakan akan membebaskan sandera warga Israel-Amerika Serikat (AS) terakhir yang masih hidup di Gaza, Palestina.
Hamas menyatakan akan membebaskan sandera Israel-Amerika, Edan Alexander, sebagai bagian dari upaya menuju gencatan senjata di Gaza.
Israel akan membayar dengan harga yang sangat mahal jika tidak menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved