Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Penemuan Situs Pemakaman 4.500 Tahun dari Kebudayaan Bell Beaker di Jerman

Thalatie K Yani
04/2/2025 11:05
Penemuan Situs Pemakaman 4.500 Tahun dari Kebudayaan Bell Beaker di Jerman
Para arkeolog menemukan situs pemakaman berusia 4.500 tahun yang terkait dengan Kebudayaan Bell Beaker di Saxony-Anhalt, Jerman, dekat Förderstedt.(State Office for Heritage Management and Archaeology Saxony-Anhalt)

SITUS pemakaman berusia 4.500 tahun yang terkait dengan Kebudayaan Bell Beaker ditemukan para arkeolog di Saxony-Anhalt, Jerman, dekat dengan kota Förderstedt di distrik Salzlandkreis, saat menggali untuk pembangunan saluran listrik SuedOstLink. Investigasi ekstensif sepanjang rute yang direncanakan, dari Wolmirstedt dekat Magdeburg hingga Droyßig di distrik Burgenland, sedang dilakukan Kantor Warisan dan Arkeologi Negara (LDA) Saxony-Anhalt.

Kebudayaan Bell Beaker, yang dinamakan sesuai dengan wadah keramik berbentuk lonceng yang khas, berkembang antara tahun 2500 hingga 2050 SM, pada zaman Eneolitik atau Zaman Tembaga. Kebudayaan ini meluas ke sebagian besar Eropa Barat, termasuk Semenanjung Iberia, Inggris Raya, dan Irlandia, serta ke utara melalui beberapa bagian Eropa Tengah dan Utara. 

Salah satu ciri khas dari kebudayaan ini adalah kebiasaan pemakaman yang unik, di mana pria diletakkan di sisi kiri dengan kepala menghadap utara, sementara perempuan diletakkan di sisi kanan dengan kepala menghadap selatan. Dalam kedua kasus, jenazah menghadap timur.

Para arkeolog mengidentifikasi setidaknya 10 makam, dengan kedalaman sekitar dua meter, tiga di antaranya tampaknya tertutup gundukan pemakaman. Temuan yang paling mencolok adalah sisa-sisa tiga individu yang tampaknya adalah prajurit, seperti yang ditunjukkan barang-barang kuburan yang berhubungan dengan panahan dan pertempuran. Di dalam makam-makam ini ditemukan barang-barang seperti wadah keramik berbentuk lonceng, pelindung pergelangan tangan dari batu, dan ujung anak panah dari batu api.

Salah satu makam menyimpan pelindung pergelangan tangan yang terbuat dari batu pasir Gotland, batu yang telah dibawa ke Jerman Tengah oleh glasier Zaman Es, dalam kondisi sangat baik. Memakai pelindung pergelangan tangan seperti ini di lengan bawah melindungi pemanah dari cedera akibat senar busur. Meskipun anak panah tidak ditemukan di makam ini, keberadaan pelindung pergelangan tangan tersebut mungkin menunjukkan orang yang dimakamkan di sini adalah seorang pemburu atau prajurit.

Di makam lainnya, para arkeolog menemukan dua ujung anak panah dari batu api yang diletakkan di dekat punggung jenazah. Tanah di sekitarnya menunjukkan tanda-tanda perubahan warna, yang mengindikasikan kemungkinan adanya kantung busur organik yang kini telah membusuk. 

"Bukti adanya objek organik, seperti kemungkinan kantung busur yang ditemukan di sini, sangat jarang. Itulah yang membuat temuan ini begitu istimewa," jelas Susanne Friedrich, kepala departemen pelestarian monumen arkeologi di LDA Saxony-Anhalt.

Pelestarian makam-makam ini sangat patut dicatat. Berbeda dengan banyak makam buatan yang dibangun di permukaan dan kemudian terkikis seiring waktu, makam-makam ini digali lebih dalam ke dalam tanah dan diisi dengan tanah liat loess, yang secara efektif melindunginya dari kerusakan lingkungan.

Penemuan ini juga memberikan wawasan tentang jaringan perdagangan dan migrasi kuno. Kehadiran batu pasir Gotland, yang ditambang di wilayah Laut Baltik, menunjukkan kontak jarak jauh ada antara komunitas di Eropa Utara dan Tengah. Kebudayaan Bell Beaker dikenal karena hubungan kompleksnya dengan masyarakat tetangga, dan temuan seperti ini mengundang para arkeolog untuk memperluas pemahaman mereka tentang hubungan-hubungan tersebut.

Makam-makam lainnya di situs ini akan terus digali dan dianalisis di laboratorium untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. (Archaeology News/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya