Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puluhan Penambang Ilegal Kelaparan dan Tertangkap di Tambang Afrika Selatan

Thalatie K Yani
14/1/2025 05:53
Puluhan Penambang Ilegal Kelaparan dan Tertangkap di Tambang Afrika Selatan
Video mengkhawatirkan menunjukkan kondisi para penambang ilegal di tambang emas Afrika Selatan yang sudah tidak digunakan. (Giwusa)

VIDEO-video mengkhawatirkan muncul yang menunjukkan situasi genting di tambang emas yang tidak lagi digunakan di Afrika Selatan, tempat puluhan penambang ilegal dilaporkan telah hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan.  

Mereka berada di sana sejak operasi polisi yang menargetkan penambangan ilegal dimulai tahun lalu di seluruh negeri.  

Dalam salah satu video, yang belum diverifikasi BBC, terlihat jenazah yang dibungkus dengan kantong jenazah darurat. Video lain menunjukkan kondisi kurus kering beberapa penambang yang masih hidup.  

Operasi penyelamatan yang telah lama tertunda, dan pekan lalu diperintahkan oleh pengadilan untuk difasilitasi oleh pemerintah, dimulai pada hari Senin.  

Tahun lalu, dengan alasan bahwa para penambang memasuki tambang di Stilfontein tanpa izin secara sengaja, pihak berwenang mengambil langkah tegas dengan memblokir pasokan makanan dan air.  

Pada November, seorang menteri pemerintah mengatakan, "Kami akan mengusir mereka keluar."  

Lebih dari 100 penambang ilegal, yang secara lokal dikenal sebagai "zama zamas", dilaporkan telah meninggal di bawah tanah sejak tindakan keras dimulai di tambang sekitar 145 km di barat daya Johannesburg.  

Namun, pihak berwenang belum mengonfirmasi angka ini karena masih perlu "diverifikasi oleh sumber resmi," menurut seorang juru bicara kepada BBC.  

Ratusan orang diperkirakan masih berada di tambang, sementara lebih dari 1.000 orang telah keluar ke permukaan dalam beberapa bulan terakhir.  

Dalam salah satu video yang dirilis serikat pekerja General Industries Workers of South Africa (Giwusa), terlihat puluhan pria tanpa baju duduk di lantai kotor. Wajah mereka telah diburamkan. Suara pria di luar kamera terdengar mengatakan mereka kelaparan dan membutuhkan bantuan.  

"Kami mulai menunjukkan kepada Anda jenazah mereka yang meninggal di bawah tanah," katanya.  

"Dan ini bukan semuanya... Apakah Anda melihat bagaimana orang-orang berjuang? Tolong kami butuh bantuan."  

Dalam video lainnya, seorang pria berkata, "Ini adalah kelaparan; orang-orang sekarat karena kelaparan." Ia kemudian menyebut angka kematian mencapai 96 dan memohon bantuan, makanan, serta pasokan.  

Serikat pekerja mengatakan rekaman itu diambil pada Sabtu.  

Dalam pengarahan pada Senin dekat lokasi operasi penyelamatan, pimpinan Giwusa bersama tokoh masyarakat mengatakan video yang dibagikan "menggambarkan situasi yang sangat mengerikan" di bawah tanah.  

"Apa yang terjadi di sini harus disebut apa adanya; ini adalah pembantaian Stilfontein. Karena apa yang ditunjukkan rekaman ini adalah tumpukan mayat manusia, para penambang yang meninggal secara sia-sia," kata presiden Giwusa, Mametlwe Sebei.  

Ia menyalahkan pihak berwenang atas apa yang ia sebut sebagai "kebijakan pengkhianatan" yang sengaja diterapkan.  

Departemen sumber daya mineral, yang memimpin upaya penyelamatan, mengatakan kepada BBC bahwa operasi, Senin melibatkan penggunaan kerangka kandang yang diturunkan ke bawah dan kemudian diangkat kembali dengan membawa orang-orang.  

Struktur ini dirancang untuk membawa enam atau tujuh orang, tergantung pada berat badan mereka, menurut Giwusa. Kerangka tersebut turun sekitar 2 km setiap jam. Serikat pekerja mengatakan bahwa pada akhir hari Senin, 26 penambang telah diselamatkan dalam kondisi hidup, sementara sembilan jenazah ditemukan.  

Juru bicara departemen sumber daya mineral, Makhosonke Buthelezi, tidak dapat mengonfirmasi apakah prioritas akan diberikan pada evakuasi jenazah atau mereka yang membutuhkan perhatian medis.  

Pengarahan akan diadakan oleh departemen tersebut bersama dengan kementerian kepolisian pada hari Selasa untuk memberikan pembaruan terkait operasi ini.   (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya