Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perang Suriah, Pakar Nilai Rezim Dukungan Barat tidak Lebih Baik

Ferdian Ananda Majni
09/12/2024 16:16
Perang Suriah, Pakar Nilai Rezim Dukungan Barat tidak Lebih Baik
Warga Suriah.(Al Jazeera)

PERANG saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Suriah berakhir pada Minggu (8/12). Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah menilai sejumlah polemik berkepanjangan muncul setelah rezim diktaktor tumbang di Timur Tengah.

"Kalau suatu pemerintahan di Timur Tengah ditinggalkan oleh rezim yang diktaktor, selanjutnya belum tentu terlahir rezim yang lebih baik," kata Rezasyah kepada Media Indonesia, Senin (9/12).

Rezasyah mencontohkan negara-negara yang ditinggalkan rezim diktaktor justru terbelah-belah dan tidak stabil. Lihat saja Irak, Libia, Afghanistan, dan negara lain. 

"Rezim-rezim baru yang didukung oleh barat dan AS ternyata tidak lebih baik dari rezim sebelumnya," ujarnya.

Rezasyah mengkhawatirkan bahwa kondisi serupa akan terjadi di Suriah. Pasalnya, kelompok-kelompok pemberontak di Suriah juga didukung oleh pihak luar.

"Mereka akan terjebak sengketa dalam negeri. Pihak luar juga melakukan berbagai aksi militer. Ini akan menjadi gelombang pengungsi," lanjutnya.

Rezasyah berharap masyarkat Suriah mengupayakan kepemimpinan nasional yang baru dan mewakili pemerintahan yang anti Bashar Al-Assad.

"Saya harap mereka tidak mudah menggadaikan kedaulatannya kepada pihak-pihak luar, karena pihak luar pasti akan masuk," pungkasnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya