Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
STAF di Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan, Beit Lahia, utara Jalur Gaza, Palestina, menggelar aksi protes duduk saat pasukan Israel melanjutkan serangan mereka, menghancurkan generator, dan melukai personel medis.
Lembaga amal Medical Aid for Palestinians (MAP) mengatakan sedikitnya dua orang tewas pada Senin (25/11) dalam serangan terhadap gedung tersebut. Ini memaksa staf yang tersisa untuk mencoba dan menjelaskan yang terjadi dan menuntut serangan diakhiri.
Banyak lagi yang tewas dan terluka di fasilitas medis tersebut di tengah pengepungan dan pengeboman Israel yang semakin intensif di utara Jalur Gaza.
Direktur rumah sakit, Dr. Hussam Abu Safiya, yang terluka akibat pecahan peluru dari serangan Israel, menyampaikan permohonan mendesak dari ranjang rumah sakitnya, dikelilingi oleh staf yang memegang poster yang mendesak perlindungan staf medis.
"Kami berbicara dari pusat unit perawatan intensif, satu-satunya di Jalur Gaza utara, setelah mengalami pengepungan selama lebih dari 50 hari, selama tujuh hari berturut-turut kami telah dibom secara langsung," katanya. Ia menambahkan bahwa pasukan Israel menyerang halaman rumah sakit, merusak stasiun oksigen, jaringan air, dan infrastruktur secara keseluruhan.
"Kami juga menuntut pembebasan segera tenaga medis kami yang ditahan dari pos mereka di Rumah Sakit Kamal Adwan. Mereka ditahan secara brutal, dipukuli, dihina, diseret dengan cara yang tidak manusiawi," lanjutnya. Ia mencatat bahwa mereka masih belum memiliki informasi apa pun tentang orang-orang yang ditangkap dari rumah sakit oleh pasukan Israel.
Staf rumah sakit menegaskan kembali seruan mereka untuk intervensi internasional dan bantuan dalam mencari tahu informasi tentang mereka yang ditangkap selama penggerebekan dan serangan Israel.
Menurut Abu Safiya, serangan Israel terhadap rumah sakit telah menjadi rutinitas dan merusak infrastruktur vital, termasuk fasilitas air dan listrik, yang membahayakan nyawa pasien.
Meskipun ada upaya untuk memperbaiki peralatan dan merawat pasien setelah serangan, staf di rumah sakit mengatakan hal itu mustahil karena mereka menghadapi lebih banyak serangan keesokan hari.
"Penargetan ini jelas menunjukkan bahwa mereka ingin menghalangi kemampuan kami untuk menyediakan layanan kemanusiaan, yang seharusnya dilindungi oleh hukum internasional yang melindungi sistem dan personel perawatan kesehatan," kata Abu Safiya.
Dalam video yang dipublikasikan secara daring, puluhan warga Palestina terlihat di Rumah Sakit Kamal Adwan yang membutuhkan bantuan.
Dokter dan spesialis medis di rumah sakit telah menyuarakan kekhawatiran dalam beberapa hari terakhir atas senjata yang digunakan tentara Israel. Mereka menyatakan bahwa pesawat tanpa awak quadcopter menjatuhkan bom yang berisi pecahan-pecahan kecil yang hampir tidak terlihat oleh mata telanjang.
Staf medis mengatakan bahwa senjata tersebut menembus tubuh dan menyebabkan pendarahan hebat serta kerusakan pada organ dalam.
Staf yang hadir dalam protes duduk tersebut secara langsung mengajukan banding kepada Organisasi Kesehatan Dunia dan organisasi-organisasi seperti Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menuntut tindakan segera untuk meringankan penderitaan staf dan pasien.
Meskipun serangan berulang kali menargetkan peralatan dan staf medis, para pekerja mengatakan mereka bertekad untuk terus memberikan perawatan kepada mereka yang membutuhkannya di Gaza dan akan menggunakan sumber daya minimal apa pun yang mereka miliki untuk membantu.
Gaza Utara telah dikepung penuh oleh Israel selama lebih dari satu bulan sekarang. Pasukan Israel tidak mengizinkan siapa pun berada atau memasuki daerah kantong itu, sambil membombardirnya. Tidak ada bantuan medis atau bantuan yang diizinkan masuk. Daerah itu juga tidak memiliki ambulans yang berfungsi di dalamnya.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.235 warga Palestina dan melukai 104.638 lainnya. Serangan itu telah benar-benar menghancurkan Jalur Gaza dan menciptakan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan pengepungan Israel yang membawa wilayah itu ke ambang kelaparan. (New Arab/Z-2)
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
RS Kamal Adwan yang terakhir masih beroperasi di Gaza Utara, Palestina, kini kosong dan hancur tinggal puing-puing setelah serangan mengerikan Israel yang membakar fasilitas kesehatan itu.
Keluarga direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya mengeluarkan seruan kepada dunia untuk segera mengambil tindakan guna menjamin pembebasannya dari penjara Israel.
Serangan terhadap RS Kamal Adwan mengakibatkan hilangnya fasilitas medis terakhir yang berfungsi penuh di Gaza utara.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengutuk serangan terbaru Israel yang menyasar Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Jalur Gaza utara yang terjadi pada Jumat (6/11).
MILITER Israel terus menggempur Jalur Gaza, Palestina. Serangan terbaru di wilayah utara menewaskan puluhan orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved