Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hadiri KTT BRICS, Rusia-Tiongkok Serukan tidak Takut Hadapi Tekanan

Irvan Sihombing
23/10/2024 20:24
Hadiri KTT BRICS, Rusia-Tiongkok Serukan tidak Takut Hadapi Tekanan
Presiden Rusia Vladimir Putin.(AFP/Sputnik)

MENJELANG pertemuan puncak BRICS di Kota Kazan, Rabu (23/10/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jingping. 

Putin mengatakan meskipun ada tekanan eksternal yang berat, Rusia dan Tiongkok terus meningkatkan perdagangan bilateral, dan mengembangkan hubungan di banyak sektor lainnya.

Ia menambahkan hubungan antara Rusia dan Tiongkok adalah contoh bagaimana hubungan antarnegara seharusnya dibangun. "Kedua negara memiliki karakter yang setara, dan saling menghormati, dengan Moskow dan Beijing memperkuat koordinasi dalam urusan global," ungkap Putin.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam keterangannya mengatakan Tiongkok dan Rusia telah menemukan cara yang tepat bagi negara-negara besar tetangga untuk bergaul satu sama lain yang menonjolkan non-aliansi, non-konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun.
 
"Kedua presiden selalu menaruh perhatian besar dan terus mengarahkan hubungan Tiongkok-Rusia," kata pernyataan itu. 

Sementara itu, dalam pidatonya di pertemuan lanjutan KTT BRICS, Putin mengusulkan pembentukan platform investasi baru BRICS untuk menopang perekonomian nasional dan negara-negara di Belahan Bumi Selatan dan Timur.

Ia juga mengusulkan peluncuran mekanisme khusus untuk konsultasi antarnegara BRICS terkait dengan isu-isu seputar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Tidak hanya itu, Putin menyinggung soal pembentukan bursa gandum BRICS guna melindungi pasar nasional dari pengaruh eksternal yang negatif.

Lebih jauh Putin menyatakan ada potensi yang signifikan akan terjadinya krisis global. Penyebabnya adalah meningkatnya ketegangan geopolitik, serta tumbuhnya utang, praktik sanksi sepihak, serta meluasnya proteksionisme dan persaingan tidak sehat.

"Perdagangan dunia dan ekonomi global secara keseluruhan tengah mengalami perubahan yang signifikan. Di sisi positifnya, pusat aktivitas bisnis secara bertahap bergeser ke pasar-pasar berkembang," kata Putin

"Sebuah model multipolar telah muncul, yang meluncurkan gelombang pertumbuhan baru, terutama karena negara-negara di Belahan Bumi Selatan dan Timur, dan, tentu saja negara-negara BRICS," imbuh dia.

KTT BRICS ke-16 berlangsung selama tiga hari di Kota Kazan, barat daya Rusia, sejak Selasa (22/10) lalu. BRICS adalah suatu forum kerja sama yang dibentuk Brasil, Rusia, India, RRT dan Afrika Selatan untuk membahas isu-isu global terkini. 

Pada awal 2024, sejumlah negara lain yakni Uni Emirat Arab, Iran, Mesir, Ethiopia sudah bergabung. Dengan demikian, jumlah keanggotaan BRICS menjadi 9 negara. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya