Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (17/10) menyoroti peningkatan ketegangan di daerah pendudukan Tepi Barat. PBB memperingatkan tindakan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel yang mengancam keselamatan warga Palestina.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa kekerasan pemukim Israel dalam konteks musim panen zaitun yang sedang berlangsung mengancam keselamatan dan mata pencaharian masyarakat. Ini disampaikan juru bicara wakil PBB Farhan Haq dalam konferensi pers.
Haq mengatakan bahwa OCHA telah mendokumentasikan sedikitnya 32 serangan oleh pemukim Israel. Sebanyak 39 warga Palestina yang sedang memanen zaitun terluka dan sekitar 600 pohon serta bibit dirusak, ditebang, atau dicuri sejak awal Oktober.
Dia mencatat bahwa OCHA sedang melakukan penilaian awal untuk menentukan kebutuhan individu yang terdampak guna memberikan dukungan kemanusiaan dari PBB dan mitranya.
Seraya menyayangkan situasi yang semakin memburuk di Gaza utara, Haq menyebutkan bahwa permusuhan yang intens dan perintah evakuasi dari Israel telah menyebabkan hilangnya akses signifikan terhadap fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan yang penting.
Menurut Haq, produksi air dari sumur kota saat ini berada di angka nol di sejumlah wilayah seperti Jabalia dan Beit Lahya. Meski menghadapi berbagai tantangan, PBB berupaya memulihkan akses air bagi masyarakat di seluruh Gaza.
"Sejak sekitar sepekan yang lalu, mereka (mitra PBB) melaporkan bahwa 638 meter kubik air didistribusikan setiap hari di Gaza utara melalui pengiriman air dengan truk," ujar Haq.
Haq membandingkan dengan sebelum Oktober 2023, saat permusuhan terbaru dimulai ada 380.000 meter kubik air yang didistribusikan setiap hari di seluruh Gaza. (Ant/Z-2)
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
TAHANAN administratif yang mendekam di penjara-penjara Israel sudah mencapai setidaknya 3.600 orang hingga awal Juli tahun ini.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved