Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDEN Vladimir Putin mengatakan bahwa hubungan ekonomi dan perdagangan Rusia dengan Tiongkok membuahkan hasil saat ia menyambut Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, Moskow, pada Rabu (21/8). Moskow telah menjadikan Beijing sebagai penyelamat ekonomi sejak konflik Ukraina dimulai, dengan keduanya meningkatkan perdagangan ke rekor tertinggi saat Rusia menghadapi sanksi ekonomi berat dari Barat.
"Hubungan perdagangan kita berkembang dengan sukses. Perhatian yang diberikan kedua pemerintah di kedua belah pihak terhadap hubungan perdagangan dan ekonomi membuahkan hasil," kata Putin dalam pertemuan dengan Li, dilansir dari CNA, Kamis (22/8).
"Negara-negara kita telah menyusun rencana bersama berskala besar, proyek-proyek di bidang ekonomi dan kemanusiaan, yang kita harapkan akan berlangsung selama bertahun-tahun mendatang," tambahnya.
Baca juga : DK PBB Kecam Israel Serang Sekolah Gaza, Tiongkok-Rusia Salahkan AS
Li mengatakan kepada Putin hubungan Tiongkok-Rusia berada pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut terjemahan Kremlin atas pernyataannya, dan mengatakan bahwa Putin dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping telah menciptakan dorongan kuat untuk lebih memperdalam hubungan bilateral.
Dalam pertemuan terpisah dengan Li, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memuji hubungan kedua negara sebagai elemen stabilisasi. "Kemitraan dan kerja sama strategis kita terutama penting dalam situasi di mana kontur baru tatanan global sedang terbentuk," kata Mishustin.
"Dan dalam kondisi ini, hubungan Rusia-Tiongkok merupakan faktor stabilisasi yang kuat , yang mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua negara dan meningkatkan kualitas hidup warga negara kami," kata Perdana Menteri Rusia.
Baca juga : IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Mengutip komunike bersama, media pemerintah Tiongkok Xinhua mengatakan kedua pihak sepakat untuk mengoptimalkan struktur perdagangan, meningkatkan volume perdagangan bilateral, dan mempromosikan pengembangan perdagangan elektronik.
Dikatakan juga bahwa mereka akan melakukan upaya untuk memperluas kerja sama yang saling menguntungkan di wilayah Arktik serta perdagangan pertanian bilateral. Baik Moskow maupun Beijing sama-sama menentang hegemoni Barat, khususnya apa yang mereka lihat sebagai dominasi AS atas urusan global dan Mishustin mengatakan kedua negara harus memusatkan upaya untuk melindungi kepentingan bersama.
Xinhua mengatakan kedua negara mengecam negara-negara yang menggunakan apa yang disebut tatanan berbasis aturan untuk mempertahankan hak istimewa mereka sendiri dan mengecam penghalangan mereka terhadap kebangkitan kolektif pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang.
Baca juga : PBB: Mayoritas Penduduk Ingin Negara Tingkatkan Aksi Atasi Perubahan Iklim
Menghadapi sanksi Barat, Rusia telah berupaya menggunakan mata uang non-Barat sebagai dasar perdagangannya. "Saat ini, pangsa rubel dan yuan dalam penyelesaian bersama sudah lebih dari 95%," kata Mishustin.
Tiongkok menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam serangan Rusia terhadap Ukraina dan mengatakan pihaknya tidak mengirimkan bantuan mematikan ke pihak mana pun, tidak seperti Amerika Serikat dan negara Barat lainnya.
Namun, Rusia merupakan sekutu dekat dalam segi politik dan ekonomi, dan negara-negara anggota NATO telah mencap Beijing sebagai "pendukung utama" konflik tersebut, sesuatu yang tidak pernah dikecam oleh Beijing.
Beijing juga mendapat keuntungan dari impor energi Rusia yang murah dan akses ke sumber daya alam yang melimpah, termasuk pengiriman gas yang stabil melalui jaringan pipa Power of Siberia.
Kunjungan Li dilakukan saat Perdana Menteri India Narendra Modi sedang mengunjungi Polandia dan akan melakukan kunjungan pertamanya ke Ukraina pada akhir minggu ini. India, pesaing regional Tiongkok, juga dekat dengan Rusia, tetapi Modi telah berulang kali menyerukan diakhirinya konflik tersebut. (I-2)
Transisi energi tidak hanya tentang pengurangan emisi tetapi juga untuk penciptaan lapangan kerja dan peluang investasi.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
Pasar kemasan karton bergelombang di Asia Tenggara segera mencatat tingkat pertumbuhan tahun majemuk (CAGR) sebesar 4% pada periode 2021-2026.
MENTERI Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyampaikan harapannya agar Prancis menentang campur tangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik.
FAKTOR kunci dibalik Beijing menggandeng Kamboja adalah latar belakang politik hubungan baik dengan rezim Hun Sen yang non-demokratis, serta stabilnya ekonomi Kambojo yang disokong China.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved