Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah memanggil pertemuan darurat untuk membahas lonjakan kasus mpox yang menyebar dari Republik Demokratik Kongo (DRC).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan di tengah wabah yang telah mencatat hampir 27.000 kasus di DRC dan menewaskan sekitar 1.100 jiwa, banyak di antaranya adalah anak-anak.
Sejak September lalu, kasus mpox meningkat pesat di negara Afrika Tengah ini akibat strain virus yang kini telah terdeteksi di negara-negara tetangganya.
Baca juga : WHO: Cacar Monyet Bukan lagi Darurat Kesehatan Global
“Mengingat penyebaran mpox di luar DRC, dan potensi penyebaran internasional lebih lanjut di dalam dan di luar Afrika, saya telah memutuskan untuk mengadakan Komite Darurat di bawah Regulasi Kesehatan Internasional untuk memberi nasihat kepada saya apakah wabah ini merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,” kata kepala WHO dalam sebuah unggahan di media sosial.
Ghebreyesus mengatakan ia memanggil pertemuan setelah kasus mpox tampaknya menyebar ke negara-negara seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, di mana kasus tersebut belum dilaporkan sebelumnya.
Komite akan memberi nasihat kepada WHO mengenai apakah wabah ini merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) – tingkat alarm tertinggi yang dapat diumumkan WHO.
Baca juga : Ditemukan 80 Dugaan Pelecehan Seksual terkait Pekerjaan WHO di Kongo
WHO mengatakan pertemuan tersebut akan berlangsung “secepat mungkin”, namun belum memberikan tanggal pasti.
Mpox terutama menyebar melalui kontak seksual dan sangat umum di antara pria yang berhubungan seks dengan pria lain.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengatakan minggu lalu mpox telah terdeteksi di 10 negara Afrika tahun ini, termasuk DRC, di mana lebih dari 96% kasus berada.
Baca juga : Kongo Umumkan Ebola Muncul Lagi
Agensi tersebut menambahkan kasus meningkat 160% tahun ini, dengan kematian meningkat sebesar 19%. Penyakit ini juga tampaknya sangat umum di kalangan anak-anak, dengan 70% kasus dan 85% kematian di DRC terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.
WHO menyatakan mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, sebagai darurat global pada 2022 setelah penyakit ini menyebar ke lebih dari 70 negara.
Vaksin membantu menetralkan ancaman di negara-negara kaya, tetapi tidak cukup tersedia di negara-negara miskin, membuat penyakit ini sulit untuk diberantas dan menyoroti risiko kesehatan global dari perbedaan akses vaksin.
“Kami tidak ingin dunia hanya duduk dan menunggu,” kata Maria Van Kerkhove, yang memimpin departemen wabah WHO. “Saatnya bertindak adalah sekarang.” (Al Jazeera/Z-3)
KASUS cacar monyet (monkey pox) di Jakarta terus bertambah, hingga Rabu, 1 November 2023 pukul 07.00 WIB terdapat 24 kasus cacar monyet di DKI Jakarta.
EPIDEMIOLOG Universitas Indonesia Tri Yunis Miko berpendapat untuk mencegah penularan kasus cacar monyet Pemprov DKI harus meningkatkan kewaspadaan di dalam populasi kunci.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mempersiapkan sarana dan prasarana Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk melakukan pemeriksaan PCR kasus cacar monyet (Mpox).
DINAS Kesehatan DKI Jakarta masih menunggu kepastian dari Kementerian Kesehatan terkait penambahan vaksin cacar monyet (Mpox).
DINAS Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) terus bertambah. Saat ini total kasus positif Mpox di Jakarta mencapai 29 orang.
PELATIH Pantai Gading, Emerse Fae menyebutkan bahwa keberhasilan timnya melenggang ke ke final Piala Afrika dan menghadapi Nigeria, seperti mimpi yang menjadi nyata.
WHO juga menyoroti praktik pemakaman korban ebola yang berisiko menyebarkan virus. Orang yang terinfeksi ebola akan mengalami pendarahan dan kegagalan organ tubuh.
"Tidak jarang kasus-kasus sporadis muncul setelah epidemi."
Saat ini, korban kedua dilaporkan telah meninggal dunia. Korban merupakan pekerja pertanian berusia 60 tahun
Dia meninggal dengan sejumlah luka setelah konvoi Program Pangan Dunia (WFP) PBB diserang di dekat Goma
Delegasi dari tiga negara tersebut bertemu dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan dalam negosiasi mengenai bendungan besar Ethiopia di Sungai Nil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved