Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PIMPINAN Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, disebut tewas akibat alat peledak atau bom yang diselundupkan ke dalam wisma di Teheran tempatnya menginap.
Seperti yang dilaporkan oleh The New York Times, tujuh pejabat Timur Tengah, termasuk dua orang Iran, dan seorang pejabat Amerika Serikat meyakini bahwa Ismail Haniyeh tewas akibat bom yang diselundupkan.
Bom tersebut telah disembunyikan sekitar dua bulan yang lalu di wisma tempat Haniyeh menginap, menurut pejabat Timur Tengah tersebut. Wisma tersebut dikelola dan dilindungi oleh Korps Garda Revolusi Islam dan merupakan bagian dari sebuah kompleks besar, yang dikenal sebagai Neshat, di lingkungan kelas atas di Teheran utara.
Baca juga : Ismail Haniyeh Dibunuh Dapat Ciptakan Perang Masif, Bagaimana Peran AS?
Sumber mengatakan Haniyeh sedang berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan presiden. Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, setelah dipastikan bahwa dia berada di dalam kamarnya di wisma tersebut. Ledakan itu juga menewaskan seorang pengawal.
Para pejabat Iran dan Hamas mengatakan pada Rabu (31/7) bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Penilaian ini juga disampaikan oleh beberapa pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Pembunuhan Haniyeh mengancam akan memicu gelombang kekerasan lain di Timur Tengah dan mengacaukan perundingan yang sedang berlangsung untuk mengakhiri perang di Gaza. Haniyeh merupakan negosiator utama dalam perundingan gencatan senjata.
Baca juga : Houthi: Pembunuhan Ismail Haniyeh Tingkatkan Pertempuran Lebih Luas
Sumber juga mengatakan, Israel belum secara terbuka mengakui tanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Namun para pejabat intelijen Israel memberikan penjelasan kepada Amerika Serikat dan pemerintah negara-negara Barat lain mengenai rincian operasi tersebut setelah kejadian.
Akan tetapi hal itu dibantah oleh Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken. Amerika Serikat, katanya, tidak menerima informasi sebelumnya tentang rencana pembunuhan tersebut.
Dalam beberapa jam setelah pembunuhan itu, spekulasi segera terfokus pada kemungkinan bahwa Israel telah membunuh Haniyeh dengan serangan rudal, mungkin ditembakkan dari pesawat tanpa awak atau pesawat terbang, mirip dengan cara Israel meluncurkan rudal ke pangkalan militer di Isfahan pada April.
Baca juga : Upacara Pemakaman Ismail Haniyeh di Teheran Iran
Teori rudal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang cara Israel dapat menghindari sistem pertahanan udara Iran lagi untuk melakukan serangan udara yang begitu berani di ibu kota.
Ternyata, para pembunuh dapat mengeksploitasi jenis celah yang berbeda dalam pertahanan Iran. Celah dalam keamanan kompleks ini yang seharusnya dijaga ketat.
Tewasnya Haniyeh di Iran merupakan kegagalan besar dalam bidang intelijen dan keamanan bagi Iran dan merupakan hal yang sangat memalukan bagi Garda Revolusi. Mereka menggunakan kompleks tersebut untuk retret, pertemuan rahasia, dan tempat tinggal para tamu terkemuka seperti Haniyeh. (Z-2)
Terdapat dua kelompok pelaku yang saat ini dalam penanganan, yaitu terkait tindak pidana pencurian dan kekerasan, dan pertolongan jahat atau penadahan.
Bryan Kohberger, mahasiswa doktoral kriminologi, mengaku bersalah atas pembunuhan empat mahasiswa Idaho tahun 2022.
Setelah membunuh istri, pelaku mendatangi rumah tetangganya pada tengah malam dan secara terbuka mengakui perbuatannya.
Seorang perempuan berinisial RK, berusia 25 tahun, diduga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga tewas. Pelaku diduga adalah suaminya sendiri, JN, berusia 36 tahun.
Vance Luther Boelter didakwa membunuh legislator Melissa Hortman dan penembakan terhadap senator negara bagian Minnesota, John Hoffman.
Kemudian, terdakwa menghampiri korban untuk meminta sebatang rokok dan dijawab korban tidak ada.
MENTERI Keuangan Israel dari partai sayap kanan, Bezalel Smotrich mengkritik tajam keputusan Kabinet pada 6 Juli yang mengizinkan bantuan tambahan masuk ke wilayah Gaza.
PRESIDEN Israel Isaac Herzog meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempertimbangkan langkah-langkah sulit, termasuk konsesi menyakitkan, demi tercapainya gencatan senjata.
Hamas menginginkan adanya jaminan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza serta kesepakatan gencatan senjata permanen.
Tim negosiasi Israel akan terbang ke Qatar untuk melanjutkan upaya perundingan gencatan senjata berdasarkan usulan Qatar yang disetujui Tel Aviv.
ISRAEL telah menerima tanggapan resmi dari Hamas terkait usulan gencatan senjata baru di Jalur Gaza.
PEMERINTAH Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengirim tim negosiator ke Doha, Qatar untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved