PBB: Gaza Hadapi Kelaparan Terburuk, Lebih dari 20 Ribu Anak Alami Gizi Buruk

Thalatie K Yani
30/7/2025 05:37
PBB: Gaza Hadapi Kelaparan Terburuk, Lebih dari 20 Ribu Anak Alami Gizi Buruk
Ilustrasi(AFP)

SEBUAH lembaga ketahanan pangan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan skenario terburuk kelaparan kini tengah terjadi di Gaza. Ini menjadi peringatan paling serius sejauh ini, di tengah memburuknya krisis kemanusiaan dan meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel untuk membuka akses bantuan makanan.

“Konflik dan pengungsian semakin memburuk, sementara akses terhadap pangan dan kebutuhan pokok lainnya anjlok ke titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian pernyataan dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC), Selasa (29/7).

IPC menyatakan bukti yang semakin menguat menunjukkan kelaparan massal, malnutrisi, dan penyebaran penyakit telah menyebabkan peningkatan jumlah kematian terkait kelaparan. Meski begitu, laporan tersebut belum secara resmi mengklasifikasikan Gaza dalam status “kelaparan,” namun menyebut analisis baru akan segera dilakukan tanpa penundaan.

Antara April hingga pertengahan Juli, lebih dari 20.000 anak di Gaza dirawat karena malnutrisi akut, dengan 3.000 di antaranya mengalami kondisi parah. Data terbaru menunjukkan bahwa ambang batas kelaparan telah tercapai di sebagian besar wilayah Gaza, khususnya Kota Gaza, baik dari segi konsumsi pangan maupun tingkat malnutrisi.

IPC menyerukan aksi segera untuk menghentikan permusuhan dan membuka akses kemanusiaan yang luas dan tanpa hambatan.

Pada Mei lalu, IPC menyebut seluruh populasi Gaza menghadapi “tingkat ketahanan pangan akut yang tinggi” dan berada dalam “risiko kelaparan sangat tinggi”.

Tekanan Internasional terhadap Israel Meningkat

Israel kini menghadapi desakan global untuk menghentikan blokade, membuka jalur bantuan, dan mengakhiri perang. Dalam pernyataan terkuatnya sejauh ini, Presiden AS Donald Trump mengakui adanya “kelaparan nyata” di Gaza, bertentangan dengan klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang membantah adanya kelaparan.

"Itu benar-benar kelaparan. Saya melihatnya, dan itu tidak bisa dipalsukan. Kami akan lebih terlibat,” kata Trump kepada wartawan saat berada di Turnberry, Skotlandia. Ia juga mengumumkan Amerika Serikat akan mendirikan “pusat makanan” di Gaza untuk menangani krisis tersebut.

Wakil Presiden AS JD Vance turut menyuarakan keprihatinannya terhadap gambar-gambar memilukan dari Gaza. “Ada anak-anak kecil yang jelas-jelas sedang sekarat karena kelaparan,” ujarnya dalam kunjungan ke Ohio.

Vance mendesak Israel untuk mempercepat masuknya bantuan. “Israel harus melakukan lebih banyak agar bantuan bisa masuk,” tegasnya, sembari menyebut bahwa Hamas juga turut bertanggung jawab dengan menghalangi distribusi bantuan.

Korban Jiwa Tembus 60 Ribu

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa (29/7) melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai 60.034 jiwa sejak perang dimulai hampir dua tahun lalu. Dalam 24 jam terakhir saja, 113 orang dilaporkan tewas.

Konflik ini bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 250 orang lainnya. Pemerintah Gaza tidak memisahkan data korban sipil dan pejuang Hamas, namun baik Kementerian Kesehatan maupun PBB menyebut sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena banyak jenazah masih tertimbun reruntuhan.

Israel tidak menyangkal banyak warga sipil yang menjadi korban, namun menilai angka dari otoritas kesehatan Gaza terlalu dilebih-lebihkan. Israel juga menuding Hamas menggunakan warga sipil sebagai “tameng manusia”.

Laporan HAM Tuduh Israel Lakukan Genosida

Dua organisasi HAM terkemuka di Israel, B’Tselem dan Physicians for Human Rights Israel (PHRI), menyatakan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Ini merupakan kali pertama kelompok HAM dalam negeri Israel mengajukan tuduhan sekeras itu.

B’Tselem mengatakan kesimpulan tersebut diambil setelah meninjau kebijakan militer Israel di Gaza dan dampaknya, serta pernyataan para pejabat tinggi Israel yang mengindikasikan tujuan serangan.

PHRI merilis laporan terpisah yang menuduh Israel melakukan “pemusnahan sistematis terhadap sistem kesehatan di Gaza.”

Namun, Juru Bicara Pemerintah Israel, David Mencer, membantah keras tuduhan tersebut. “Kami menghormati kebebasan berpendapat, tapi kami sangat menolak klaim itu,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa Israel telah mengizinkan bantuan masuk ke Gaza. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya