Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ukrainia Serukan Perdamaian Dunia dan Menentang Invasi

Media Indonesia
22/3/2024 21:50
Ukrainia Serukan Perdamaian Dunia dan Menentang Invasi
Diskusi publik bertajuk Updates on the Ukrainian 10-Point Peace Plan and Ukraine's Engagement with the Global South.(Dokpri)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan formula perdamaian kepada para pemimpin negara-negara Group of Seven (G7) pada 11 Oktober 2022. Ini kemudian dikenal sebagai Rencana Perdamaian 10-Poin. Sejak itu, Ukraina selalu berupaya keras menyuarakan rencana ini secara internasional dan mencari dukungan dalam pengimplementasinya. Rencana komprehensif ini bertujuan menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 hingga hari ini.

Kepala Departemen Hubungan Internasional dan Direktur Sekolah Analisis Kebijakan Universitas Nasional Kiev-Mohyla Maksym Yakovlyev mengungkapkan penting untuk terus menyuarakan perdamaian dunia. Dalihnya, invasi ini tidak boleh dialami oleh siapapun. Karenanya, perlu diperkuat rencana perdamaian untuk memberikan landasan bersama bagi pemahaman global bahwa perang ini tidak boleh terjadi di negara mana pun di dunia.

"Invasi ini tidak boleh dialami oleh siapa pun. Realisasi rencana apa pun bergantung pada kesamaan umum baik integritas, perlindungan, dan hal-hal lain dari seluruh dunia," ungkap Maksyim dalam diskusi publik bertajuk Updates on the Ukrainian 10-Point Peace Plan and Ukraine's Engagement with the Global South yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu (20/3/2024).
 
Dampak dari perang ini sangat dirasakan oleh Ukraina sebab semakin banyak hoaks yang berkembang di masyarakat, salah satunya Indonesia. Kepala Departemen Crimea Platform di Misi Presiden Ukraina di Republik Otonom Crimea Maria Tomak mengungkapkan banyak media yang mengatakan bahwa Ukraina didukung oleh barat. 

Baca juga : AS Jatuhkan Sanksi Berat ke Rusia Akibat Kematian Navalny dan Perang Ukraina

"Faktanya kami fokus pada membela negara kami. Banyak orang yang memutuskan untuk menjadi sukarelawan di militer Ukraina, komunitas kemanusiaan, dan lain sebagainya. Kami justru berterima kasih kepada negara-negara Timur Tengah yang membantu kami dalam melakukan negosiasi anak-anak Ukraina untuk pulang ke Ukraina," tambah Maksym.

Perang ini terjadi di mana-mana dan dampaknya dirasakan semua orang, baik secara fisik, mental, dan budaya. "Anak-anak Ukraina dideportasi ke Rusia untuk mencuci otak mereka. Betapa krisisnya situasi saat ini. Kami sama dengan negara di global selatan yang dijajah oleh kolonial sehingga penting untuk sama-sama bersatu menyuarakan perdamaian," ujar Maksym.

Selanjutnya, Maria mengungkapkan bahwa rencana perdamaian ini perlu digencarkan dan dukungan penuh dari berbagai negara, salah satunya Indonesia. Rencana perdamaian ini sebenarnya memberikan peluang bagi Ukraina untuk membantu mengatasi situasi krisis, semisal dengan mengurangi jumlah tentaranya di garis depan, dan membebaskan tahanan Ukraina. 

Baca juga : Vladimir Putin Klaim Rusia Tidak Dapat Dikalahkan di Ukraina

Namun, selama ini rencana tersebut bahkan setelah pendekatan diplomasi dan upaya lain untuk menjaga perdamaian. "Sebenarnya negosiasi antara Rusia dan Ukraina untuk menghentikan perang sebenarnya hanya ingin agar Ukraina tidak ada. Kami sebagai warga Ukraina tidak punya pilihan untuk menghentikan perang ini karena pada akhirnya semua bergantung pada keputusan Rusia untuk melanjutkan atau menghentikan invasi mereka ke wilayah kami," ucap Maria.

Keberadaan penduduk Krimea juga merupakan salah satu contohnya. "Kita tidak bisa menolak keberadaan mereka karena mereka juga bagian dari Ukraina dan kita harus memenuhi kebutuhan kemanusiaan agar setiap orang punya hak yang sama untuk hidup sebagai manusia," Tambah Maria.

Maria Tomak menambahkan bahwa keterlibatan Ukraina dengan Global Selatan menjadi krusial karena berbagai proposal perdamaian telah muncul secara global. Hal ini menekankan pentingnya upaya Ukraina untuk mendapatkan dukungan internasional bagi inisiatif perdamaian mereka. "Salah satu inisiatif yang diperjuangkan saat ini ialah memperluas kerja sama berbagai negara dengan menggunakan alat diplomasi budayanya," tambah Maria. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya