Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AKSI kekerasan di Haiti terus memburuk usai terjadinya penyerbuan penjara oleh geng bersenjata pada akhir pekan kemarin. Serangan tersebut membuat ratusan narapidana melarikan diri.
Duta Besar Indonesia untuk Kuba yang merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti dan Jamaika Nana Yuliana, meminta tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang masih ada di ibu kota Port-au-Prince untuk segera meninggalkan Haiti.
"Kami sudah meminta tujuh WNI yang bekerja sebagai spa therapist di Port-au-Prince agar keluar dari Haiti dan bekerja di tempat yang lebih aman. Meski mereka belum mau meninggalkan Haiti dengan alasan lokasi mereka bekerja jauh dari tempat kerusuhan, tetapi saya tetap mendorong mereka untuk keluar dulu, pindah ke negara lain, hingga situasi aman," katanya.
Baca juga : Geng Bersenjata Serang Penjara di Haiti, Belasan Orang Tewas
Ketujuh WNI, yang semuanya adalah perempuan, bekerja di dua lokasi spa yang letaknya sekitar 40 menit dari lokasi aksi kekerasan di Port-au-Prince. Selain karena faktor lokasi, hal lain yang membuat mereka bertahan adalah faktor gaji dan penghasilan.
"Mereka bilang gaji dan kesejahteraan di sana masih menjanjikan, jadi mereka memutuskan tetap bekerja," tutur Nana.
Dia mengaku sedih dengan ketujuhnya tidak ingin dievakuasi karena alasan uang. Itu seolah-olah negara mereka tidak bisa memberi pekerjaan layak sehingga harus jauh-jauh menjadi spa therapist di Haiti dengan mempertaruhkan kondisi keamanan.
Baca juga : Presiden Bukele Memimpin Pemilihan El Salvador
"Demi keluarga, mereka tetap ingin bekerja agar mendapat penghasilan besar yang dapat membantu keluarga di Indonesia," lanjutnya.
Nana menambahkan bahwa setelah setiap hari menelepon ketujuh WNI di Port-au-Prince, salah satu di antaranya akan pergi dan bekerja di Barbados. Sementara enam lainnya mengaku masih betah dan akan terus bekerja di Haiti.
Pihak KBRI Havana telah menyiapkan beberapa alternatif evakuasi WNI jika situasi semakin berbahaya, antara lain lewat jalan darat dari Port-au-Prince ke Republik Dominika, yang berbatasan langsung dengan Kuba. Evakuasi darat menjadi satu-satunya alternatif saat ini setelah sepekan terakhir ini tidak adanya pesawat yang masuk ke Haiti.
(VoA/Z-9)
Jose Adolfo Macias Villamar, pemimpin geng narkoba Los Choneros berhasil ditangkap setelah kabur dari penjara selama satu tahun.
Polisi Ekuador menangkap empat tersangka terkait serangan bersenjata di arena sabung ayam di komunitas La Valencia, Provinsi Manabí, yang menewaskan sedikitnya 12 orang.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, mengecam deportasi lebih dari 200 migran Venezuela ke penjara mega di El Salvador, menyebutnya sebagai "penculikan."
Departemen Kehakiman AS ungkap rincian tambahan mengenai deportasi yang dilakukan pemerintahan Trump terhadap migran yang dituduh memiliki hubungan dengan geng Venezuela.
Gedung Putih membantah tuduhan mereka mengabaikan putusan hakim dalam deportasi 261 orang yang diduga anggota geng ke El Salvador.
Berdasarkan data yang dihimpun setidaknya ada 29 kelompok gengster di Kota Semarang yang tersebar di berbagai kawasan di Kota Semarang.
KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, mengimbau WNI menghubungi hotline Konsuler KBRI Bangkok jika ada yang terdampak konflik Thailand-Kamboja.
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menegaskan bahwa mantan prajurit Marinir TNI AL, Satria Arta Kumbara, telah kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) secara otomatis.
Pemerintah untuk berhati-hati dalam memutuskan permohonan kewarganegaraan kembali dari Satria Kumbara, eks Marinir TNI AL yang menjadi tentara relawan Rusia.
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menanggapi kabar yang menyebut Amerika Serikat (AS) bisa mengelola data pribadi warga negara Indonesia (WNI).
MANTAN anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Satria Arta Kumbara, kembali menjadi sorotan setelah menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia.
Usai amnesti terhadap AP diberikan, WNI tersebut dideportasi ke luar Myanmar pada 19 Juli 2025 melalui Thailand sebelum tiba di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved