Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

PBB Bentuk Panel Independen Terkait UNRWA

Cahya Mulyana
06/2/2024 07:05
PBB Bentuk Panel Independen Terkait UNRWA
PBB membentuk panel independen untuk memeriksa tuduhan Israel terhadap UNRWA.(AFP)

SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres mengumumkan pembentukan panel independen untuk menilai badan yang bertugas membantu pengungsi Palestina (UNRWA). Badan yang ingin dibubarkan Israel itu dituduh terlibat dalam serangan pada 7 Oktober.

Isu tanpa bukti kuat yang dihembuskan Israel itu sontak ditanggapi serius para sekutunya. Lebih dari selusin negara donor termasuk Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Swedia, telah menangguhkan pendanaan untuk badan tersebut.

"Panel independen baru akan dipimpin oleh mantan menteri luar negeri Prancis Catherine Colonna, yang akan bekerja dengan tiga organisasi penelitian asal Eropa," kata PBB dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Sekjen PBB akan bertemu negara-negara donor setelah tuduhan lembaga pengungsi

Ketiganya adalah Raoul Wallenberg Institute di Swedia, Chr. Institut Michelsen di Norwegia, dan Institut Hak Asasi Manusia Denmark. Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk menilai apakah badan tersebut melakukan segala daya yang dimilikinya untuk memastikan netralitasnya.

Panel tersebut dijadwalkan menyerahkan laporan sementara kepada Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, pada akhir Maret, dan laporan final pada akhir April. Jika diperlukan akan diminta rekomendasi untuk perbaikan dan penguatan mekanisme badan tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengaku bahagia atas pembentukan panel ini. “Kami akan menyerahkan semua bukti yang menyoroti hubungan @UNRWA dengan terorisme dan dampak buruknya terhadap stabilitas regional,” tulis Katz di X.

Baca juga : Belgia Tetap Danai Pengungsi Palestina lewat UNWRA

Panel baru ini dibentuk bersamaan dengan penyelidikan internal oleh PBB yang dimulai bulan lalu atau setelah tuduhan pertama kali dilontarkan Israel.

"Kami berharap para donor memperhatikan dengan jelas tindakan cepat yang diambil oleh Sekretaris Jenderal untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin ada," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric.

Serangan Hamas pada 7 Oktober mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Baca juga : Soal UNRWA, Rusia Minta PBB Buktikan Israel Benar atau Bohong

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pekan lalu bahwa badan PBB tersebut telah disusupi oleh kelompok tersebut, yang telah memerintah Gaza sejak 2007. Bersumpah untuk melenyapkan Hamas, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran yang telah menewaskan sedikitnya 27.478 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya