Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KONFLIK yang berkepanjangan di Timur Tengah memicu kembali inflasi dan mengganggu perdagangan internasional. Perekonomian dunia, termasuk Indonesia yang belum pulih oleh dampak covid-19 pun dapat semakin terpuruk.
Hal itu diutarakan Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Menurut dia, konflik yang terjadi di Timur Tengah berpengaruh ke arus perdagangan melintasi laut merah punya dampak yang berisiko tinggi ke Indonesia. Khususnya kinerja ekspor tujuan Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Dunia saat ini sedang alami fragmentasi rantai pasok, ditambah gangguan logistik, yang terjadi adalah delay pengiriman yang merugikan banyak pihak. Logistic cost bisa naik, dan mempersulit baik pengiriman bahan baku dan ekspor barang jadi," ujarnya saat dihubungi, Rabu (17/1).
Baca juga : Pakistan Kecam Iran karena Lancarkan Serangan Udara di Wilayahnya
Menurut dia, pemerintah Indonesia perlu waspada dan memantau terus situasi di Timur Tengah dan mengantisipasi jika situasi memburuk. Kalau sampai kargo komoditas seperti minyak yang diserang bisa saja harga energi meningkat drastis, dan mempengaruhi belanja subsidi energi di Indonesia.
"Dari sisi pangan juga mempengaruhi inflasi pangan secara global sementara banyak negara masih bergantung pada impor berbagai bahan pangan," jelasnya.
Baca juga : Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah
Dampak jangka pendek dari sisi ekspor akan terjadi perubahan rute logistik, kata dia. Ditambah lagi biaya keamanan dan asuransi akan meningkat imbasnya biaya logistik jadi lebih mahal.
Jika kondisi memburuk tidak menutup kemungkinan tujuan ekspor di negara sekitar laut merah akan alami pelambatan. Tekanan ekspor bagi Indonesia tahun ini sudah berat, pasar tradisional proyeksi permintaan domestiknya turun terutama Tiongkok.
"Sayangnya pengalihan pasar ke timur tengah dan afrika utara terganjal instabilitas keamanan. Situasi ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sulit mencapai 5%," pungkasnya. (Z-5)
PERANG 12 hari (13-25 Juni) antara Iran versus Israel-AS telah berakhir dengan 'gencatan senjata'.
Menghadapi kenyataan adanya perang Iran-Israel saat ini, penulis sebagai eksponen Patriot Soekarnois belum melihat adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap perang tersebut.
Pemerintahan federal AS tetap siaga terhadap potensi ancaman yang muncul akibat konflik di Timur Tengah.
Pentingnya mengikuti perkembangan situasi keamanan, mematuhi arahan dari otoritas setempat, serta menghindari wilayah yang menjadi target strategis dalam konflik antarnegara.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mencuat seiring dengan meningkatnya kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz, jalur strategis yang menjadi urat nadi ekspor minyak dunia.
Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan keamanan global ke warganya menyusul ketegangan di Timur Tengah.
LAPORAN Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta mencatat inflasi sebesar 0,13% pada Juni 2025 dibanding bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Pada pertengahan Juni 2025, harga beras di beberapa pasar tradisional Kabupaten Deli Serdang naik hingga 3,4% dibanding bulan sebelumnya.
Reorientasi belanja daerah sebagai bantalan fiskal yang tangguh dapat menjadi strategi lain guna mengendalikan inflasi daerah.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved