Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Korban Tewas Gempa Jepang Bertambah Jadi 73 orang

Cahya Mulyana
04/1/2024 09:39
Korban Tewas Gempa Jepang Bertambah Jadi 73 orang
Warga meintas di samping rumah yang roboh akibat gempa di Prefektur Ishikawa, Jepang.(AFP/Toshifumi KITAMURA)

TIM penyelamat Jepang terus mencari korban gempa yang terjadi pada Senin (1/1) dengan kekuatan 7,6 skala richter. Bencana itu menewaskan sedikitnya 73 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang tanpa listrik atau air bersih.

Di seluruh prefektur Ishikawa di pulau utama Honshu, jalan hancur dan terhalang oleh batu dan pohon tumbang. Semenanjung Noto merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak gempa, dengan kota-kota pelabuhan seperti Wajima dan Suzu menyerupai zona perang dengan jalan-jalan berlumpur, rumah-rumah rata, dan perahu-perahu yang tenggelam.

"Saya tidak akan pernah bisa kembali ke sana. Sekarang sudah tidak layak huni," kata Yoko Demura, 75, dari tempat penampungan di Kota Nanao, tempat ia pergi setelah rumahnya hancur menjadi puing-puing.

Baca juga: 105 WNI Masih Mengungsi Akibat Gempa Jepang

Wali Kota Suzu Masuhiro Izumiya mengatakan hampir tidak ada rumah yang berdiri di kawasan Suzu. 

“Sekitar 90% rumah (di kota itu) hancur seluruhnya atau hampir seluruhnya. Situasinya benar-benar bencana,” katanya.

Pemerintah daerah mengonfirmasi 73 orang tewas dan hampir 400 orang terluka, namun jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Lebih dari 33.400 orang berada di tempat penampungan, dan setidaknya 200 bangunan runtuh.

Baca juga: Korban Gempa di Jepang Naik Menjadi 62 Orang

Sekitar 30 ribu rumah tangga masih tanpa listrik di prefektur Ishikawa, kata perusahaan utilitas setempat, dan lebih dari 110 ribu rumah tangga hidup tanpa air.

"Lebih dari 40 jam telah berlalu sejak bencana terjadi. Kami telah menerima banyak informasi tentang orang-orang yang membutuhkan penyelamatan dan ada orang-orang yang menunggu bantuan," kata Perdana Menteri Fumio Kishida setelah pertemuan satuan tugas darurat.

Jumlah personel militer yang dikirim ke wilayah tersebut meningkat dua kali lipat dan lebih banyak anjing penyelamat juga dikerahkan. Banyak makanan dan persediaan darurat telah tiba di wilayah tersebut, namun pengiriman ke masyarakat terhambat oleh kondisi jalan raya yang rusak.

“Jalur hidup kami terputus. Listrik, air dan gas semuanya. Dan jika gempa susulan terus terjadi, rumah kami bisa runtuh kapan saja,” kata Yuko Okuda, 30, dari pusat evakuasi di Kota Anamizu, di lepas pantai Suzu.

Gempa kuat tersebut merupakan salah satu dari lebih dari 400 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Rabu (3/1) pagi. Guncangan utama memicu gelombang setinggi setidaknya 1,2 m di Wajima, dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan terjadi di tempat lain.

Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan, dengan peraturan bangunan yang ketat yang diterapkan selama lebih dari empat dekade.

Gempa bumi telah melanda wilayah Noto dengan kekuatan dan frekuensi yang semakin meningkat selama lima tahun terakhir. Tingginya jumlah gempa susulan adalah akibat dari sistem patahan kompleks di bawah semenanjung, kata Yoshihiro Ito dari Institut Penelitian Pencegahan Bencana Universitas Kyoto.

Jepang dihantui gempa bawah laut berkekuatan 9,0 pada 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang. Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk di dunia.

Kerusakan ringan dilaporkan terjadi di beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang garis pantai Laut Jepang setelah gempa bumi dan gempa susulan yang terjadi pada Senin (1/1). Termasuk kebocoran air yang digunakan untuk mendinginkan bahan bakar nuklir dan pemadaman listrik sebagian di salah satu pembangkit listrik.

Operator pembangkit listrik mengatakan tidak ada bahaya kerusakan terhadap lingkungan atau pembangkit listrik tenaga nuklir itu sendiri. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya