Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping menghadiri Rapat Gabungan Luar Biasa secara virtual untuk membahas situasi di Jalur Gaza bersama para pemimpin anggota BRICS lain yaitu Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan.
Dalam rapat virtual itu, Xi mengatakan akar penyebab situasi Palestina-Israel adalah kenyataan bahwa hak rakyat Palestina untuk bernegara, hak untuk hidup, dan hak untuk kembali telah lama diabaikan sehingga pembentukan negara Palestina merdeka merupakan jalan keluarnya.
"Saya telah menekankan dalam banyak kesempatan bahwa satu-satunya cara yang layak untuk memutus siklus konflik Palestina-Israel terletak pada solusi dua negara, pemulihan hak-hak nasional Palestina yang sah, dan
pembentukan negara Palestina yang merdeka," kata Xi dalam pernyataan tertulis, Selasa (21/110 malam.
Baca juga: BRICS Gelar Pertemuan Dadakan demi Gaza
Menurut Xi, tidak akan ada perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Timur Tengah tanpa solusi yang adil terhadap permasalahan Palestina.
"Tiongkok menyerukan diadakannya lebih awal konferensi perdamaian internasional untuk membangun konsensus internasional bagi perdamaian dan berupaya mencapai solusi awal atas masalah Palestina yang komprehensif, adil dan berkelanjutan," ungkap Xi.
Presiden Tiongkok itu mengatakan sejak pecahnya konflik Palestina-Israel terbaru, 'Negeri Tirai Bambu' itu telah berupaya secara aktif untuk mendorong perundingan perdamaian dan gencatan senjata.
Baca juga: Biden Jamin Hubungan Stabil dengan Tiongkok pada KTT APEC
"Tiongkok telah memberikan bantuan kemanusiaan untuk membantu meringankan penderitaan kemanusiaan di Gaza. Bantuan ini mencakup bantuan kemanusiaan darurat sebesar US$2 juta yang diberikan melalui Otorita Palestina dan badan-badan PBB, serta pasokan kemanusiaan darurat senilai 15 juta yuan, seperti makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza melalui Mesir," kata Xi.
Sementara, di Dewan Keamanan PBB, Tiongkok telah bertindak dalam kapasitasnya sebagai presiden bergirilya memfasilitasi penerapan resolusi tersebut, yang menyerukan perpanjangan jeda dan koridor kemanusiaan, perlindungan warga sipil dan penyediaan bantuan kemanusiaan.
"Mekanisme kerja sama BRICS merupakan platform penting bagi pasar negara berkembang dan negara berkembang untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama serta menjaga kepentingan bersama," ujar Xi.
Tiongkok juga kembali mengulang tiga seruan yaitu mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai gencatan senjata dan menghentikan semua kekerasan terhadap warga sipil.
Kedua, menjaga agar koridor kemanusiaan tetap aman, bebas hambatan, dan lebih banyak bantuan kemanusiaan harus diberikan kepada penduduk di Gaza.
Ketiga, komunitas internasional harus bertindak dengan langkah-langkah praktis untuk mencegah konflik meluas dan membahayakan stabilitas di Timur Tengah secara keseluruhan.
Pada tahun ini, Afrika Selatan menjadi ketua BRICS dan pada periode selanjutnya adalah Rusia. Anggota baru BRICS yang keanggotaan penuhnya akan dimulai tahun depan, mencakup Arab Saudi, Argentina, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab, juga diundang untuk bergabung dalam pertemuan tersebut. (Ant/Z-1)
"Segera kami akan duduk untuk mencari cara yang tepat bagi kedua presiden untuk terlibat,"
Menanggapi komentar Presiden Tiongkok Xi Jinping, pemerintah Taiwan mengatakan tekadnya untuk mempertahankan kedaulatan dan demokrasinya tetap tidak berubah.
Pembicaraan berkisar seputar perdagangan internasional, perlindungan iklim dan keanekaragaman hayati, pandemi covid, pasokan vaksin hingga masalah internasional dan regional lainnya
“Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan covid-19,”
Dalam pembicaraan tersebut, Xi Jinping mendesak Jerman untuk mempromosikan kebijakan yang benar terhadap Tiongkok di dalam Uni Eropa.
beberapa orang yang diberi pengarahan tentang panggilan selama 90 menit antara kedua pemimpin itu pekan lalu yang mengatakan Xi tidak menerima tawaran Biden
"Presiden Xi dijadwalkan menghadiri upacara pembukaan Forum Bisnis BRICS dalam format virtual dan menyampaikan pidato utama pada 22 Juni 2022."
Dia mencatat dunia saat ini sedang menghadapi perubahan drastis, pandemi yang tidak terlihat dalam satu abad, dan berbagai tantangan keamanan terus bermunculan.
NEGARA-negara anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, mengatakan akan memperluas keanggotaan mereka. Indonesia, Turki, Arab Saudi, Mesir diajak gabung.
PRESIDEN Brasil Luiz Inacio Lula da Silva tiba di Tiongkok untuk kunjungan resmi untuk meningkatkan hubungan yang sudah dalam antara raksasa Asia dan ekonomi terbesar Amerika Latin.
Sekarang, BRICS sedang berupaya mengurangi kebergantungan pada dolar AS dengan menciptakan standardisasi baru pada sistem keuangan.
Sejarah mencatat negara berkembang banyak mengalami ketidakadilan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved