Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Turki Sebut Pembantaian Gaza Jadi Tragedi Kemanusiaan Terbesar dalam Sejarah

Ferdian Ananda Majni
18/11/2023 14:25
Turki Sebut Pembantaian Gaza Jadi Tragedi Kemanusiaan Terbesar dalam Sejarah
UTUSAN Turki untuk PBB Sedat Onal.(AFP)

UTUSAN Turki untuk PBB Sedat Onal mengatakan tingkat penderitaan manusia yang dialami warga Gaza, Palestina, tidak ada bandingannya dalam tragedi sejarah modern dan dunia bersiap menghadapi perluasan invasi Israel.

"Umat manusia belum pernah melihat tragedi kemanusiaan seperti ini dalam sejarah. Baik warga sipil maupun infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan kamp-kamp pengungsi, tidak luput dari pengeboman tanpa pandang bulu," kata dubes Onal dalam sidang pleno Majelis Umum PBB.

"Kita tidak bisa tinggal diam sementara pembantaian ini terus berlangsung di depan mata kita. Prioritas harus diberikan pada kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dari penduduk sipil," tambahnya.

Baca juga : Israel Berniat Hancurkan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA

Komentar tersebut disampaikan ketika Israel mengindikasikan akan memperluas serangannya di Gaza selatan dengan lebih dari 1,6 juta orang telah mengungsi di tengah-tengah bencana kemanusiaan yang terus meningkat.

Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi mengatakan pada Jumat (17/11) sebelumnya bahwa setelah hampir menghancurkan sistem militer Hamas di Gaza utara, militer Israel sekarang akan berusaha untuk menjangkau lebih banyak wilayah.

Militer Israel menyebarkan selebaran di beberapa lingkungan di kota Khan Yunis, Gaza selatan, meminta warga untuk evakuasi. Radio militer lebih lanjut berkomentar bahwa tindakan ini adalah langkah penting yang mengindikasikan perluasan operasi militer ke arah selatan Gaza.

Baca juga : UNRWA Kecewa dengan Negara-negara Donor

Sejak Israel mulai membombardir Gaza setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, setidaknya 12.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 8.300 wanita dan anak-anak, dan 30.000 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Hampir setengah dari seluruh perumahan di Gaza telah hancur atau rusak parah, demikian data PBB.

Di tengah-tengah kehancuran massal, pengepungan Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air di Gaza, serta mengurangi pengiriman bantuan menjadi sebagian kecil dari jumlah yang diterima sebelum meletusnya permusuhan.

Baca juga : Tekanan Dunia pada Israel Meningkat, Setelah Pembantaian di Rafah

Kurangnya bahan bakar telah secara signifikan menghambat misi bantuan PBB, dan memaksa rumah sakit, toko roti, fasilitas air dan sanitasi untuk tutup.

"Tentunya, sejarah akan menghakimi para pelaku dan mereka yang gagal mengambil tindakan nyata," kata Onal.

"Apa yang telah terjadi sekali lagi menunjukkan bahwa perdamaian dan keamanan yang langgeng di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui solusi politik untuk masalah Palestina berdasarkan visi dua negara,” pungkasnya (Anadolu/Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya