Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesampingkan peran pemerintah Otoritas Palestina saat ini di Gaza setelah perang antara Israel dan Hamas berakhir.
“Pasti ada hal lain di sana,” katanya, ketika ditanya apakah Otoritas Palestina (PA), yang memiliki sebagian kendali administratif di Tepi Barat yang diduduki, dapat memerintah Gaza setelah perang.
“Tidak akan ada otoritas sipil yang mendidik anak-anak mereka untuk membenci Israel, membunuh warga Israel, dan melenyapkan negara Israel.”
Baca juga: Dua Bayi Prematur di Gaza Meninggal, Dokter Israel: Ini Hukuman Kolektif
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan akhir bulan lalu bahwa Otoritas Palestina harus mengambil kembali kendali Jalur Gaza dari Hamas, dan pemain internasional berpotensi mengambil peran untuk sementara waktu.
Namun dalam pertemuan dengan Blinken awal bulan ini, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan Otoritas Palestina hanya dapat mengambil alih kekuasaan di Gaza jika “solusi politik komprehensif” ditemukan untuk konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun yang mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Baca juga: Bertemu di Sela KTT OKI, Presiden Jokowi Rangkul Presiden Palestina Mahmoud Abas
Orang-orang bersenjata Hamas menyerbu melintasi perbatasan dari Gaza ke Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut para pejabat Israel. Sebagai pembalasan, Israel mengumumkan akan menghancurkan Hamas dan memulai pemboman tanpa henti di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
“Tidak mungkin ada otoritas yang dipimpin oleh seseorang yang, 30 hari setelah pembantaian itu, belum mengutuk pembantaian yang mengerikan itu,” kata Netanyahu pada Sabtu.
"Tetapi bagaimanapun juga harus ada kontrol keamanan kami," katanya.
Dalam sebuah wawancara awal pekan ini, Netanyahu mengatakan Israel akan mengambil alih “keamanan keseluruhan” di Gaza “untuk jangka waktu tidak terbatas” setelah perang. (AFP/Z-3)
Petani Palestina melaporkan tanaman zaitun mereka ditumbangkan oleh Israel, dan LSM Palestina mencatat 14 orang telah ditangkap di Desa al-Mughayyir selama tiga hari pengepungan.
ISRAEL melancarkan serangan udara ke sejumlah target Houthi di Sanaa, Yaman, pada Minggu (25/8) waktu setempat. Operasi itu merupakan balasan atas serangan rudal Houthi.
Achmad menekankan bahwa UI bebas berdiskusi dengan siapa saja di forum kritis yang tepat, dengan kurasi dan counter-speech yang memadai.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025.
Baitul Maqdis Institute menyatakan keprihatinan atas diundangnya akademisi Peter Berkowitz, sosok pro-Israel.
Veldkamp juga mengaku ragu kondisi politik akan berubah dalam waktu dekat.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dimulainya pembicaraan dengan kelompok Hamas guna membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
AS memperluas upaya untuk menghambat Pengadilan Pidana Internasional atas penuntutannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Barat semakin memanas menjelang rencana pengakuan negara Palestina bulan depan.
HUBUNGAN Australia dan Israel kian meruncing setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan serangan verbal terhadap Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Pada Selasa (19/8), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mendorong antisemitisme.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese “mengkhianati Israel” dengan pengakuan negara Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved