Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MANTAN Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pernah bertanya kepada penasehat ilmiah pemerintahannya, di awal pandemi, mengenai apakah hairdryer bisa digunakan untuk melawan covid-19.
Saat covid-19 mulai menyebar di dunia pada Maret 2020, Johnson membagikan video Youtube yang memperlihatkan hairdryer digunakan untuk membunuh virus korona. Hal itu diungkapkan mantan penasehat Johnson, Donimic Cummings, dalam kesaksian di penyelidikan terkait tanggapan pemerintah Inggris terhadap pandemi covid-19.
Johnson dilaporkan meminta Kepala Kesehatan Inggris Chris Whitty dan penasehat ilmiahnya Patrick Vallance untuk memberi tanggapan terhadap video itu.
Baca juga: Kunjungi Israel, Partai Sunak Kalah Telak
Penyelidikan itu digelar untuk menilai performa pemerintah Inggris dalam menanggapi pandemi covid-19 yang menewaskan hampir 130 ribu orang di Inggris hingga pertengahan Juli 2021. Angka itu merupakan yang terburuk di dunia terkait pandemi covid-19.
Cummings, yang mundur dari pemerintahan Johnson pada 2020 setelah berselisih paham dengan sang perdana menteri mengunakan kesaksian yang terdiri dari catatan setebal 115 halaman dan kesaksian langsung untuk menyerang mantan atasannya itu.
"Titik terendahnya adalah ketika dia menyerbarkan video yang memperlihatkan seseorang meniupkan hairdryer ke hidungnya dan mengklaim hal itu bisa membunuh covid-19. Dia bahkan meminta CSA dan CMO untuk menanggapi video itu," ungkap Cummings, mengacu pada Whitty dan Vallance.
Baca juga: Usai Biden, PM Sunak Kunjungi Israel untuk Beri Dukungan Serangan ke Gaza
AFP membuktikan klaim bahwa hairdyer dan sauna bisa membunuh covid-19 sebagai hoaks pada 19 Maret 2020.
Cummings juga menuding Johnson sangat terdistraksi ketika covid-19 tiba di Inggris karena masalah pribadi dan politis.
"Dia tengah bercerai dan menghadapi masalah keuangan karenanya," kata Cummings.
"Mantan kekasihnya menudingnya melakukan berbagai hal di media. Sementara, kekasihnya saat ini, ingin segera dinikahi."
"Dia juga ingin menulis sebuah buku tentang Shakespeare," lanjutnya.
Penyelidikan itu juga dijadwalkan akan mewawancarai Johnson dan PM Inggris Rishu Sunak, yang menjabat sebagai menteri keuangan saat pandemi.
Johnson digulingkan pada tahun lalu oleh parlemen setelah serangkaian sjandal termasuk skandal Partygate, saat dia menggelar pesta di Downing Street saat lockdown covid-19 diberlakukan di Inggris. (AFP/Z-1)
Patrick Vallance mengatakan Johnson, yang saat pandemi menjabat sebagai perdana menteri Inggris, kerap kesulitan membaca data ilmiah yang diberikan kepadanya.
Pekan lalu, Karim Khan, pengacara Inggris yang merupakan kepala jaksa ICC, menyatakan ICC memiliki yurisdiksi atas semua kejahatan yang dilakukan di wilayah negara Palestina.
Anggota Parlemen Inggris menyetujui laporan mengecam mantan PM Inggris Boris Jonson yang melanggar lockdown Covid.
Mantan PM Inggris Boris Johnson dengan marah mengundurkan diri sebagai anggota parlemen.
Jauh sebelum Putin memerintahkan pasukan Kremlin menginvasi ke Ukraina.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved