Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MASYARAKAT cemas dengan merebaknya puluhan kasus cacar monyet di Indonesia. Sebagai bentuk kewaspadaan, praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika dokter Ni Luh Putu Pitawati menjelaskan perbedaan gejala penyakit cacar monyet dengan cacar air, dan campak.
Dia menjelaskan bahwa cacar monyet antara lain ditandai dengan gejala berupa demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius serta ruam setelah satu sampai tiga hari.
"Pada cacar air, demam hingga 39 derajat Celsius dengan ruam setelah nol sampai dua hari. Sedangkan campak, demam tinggi hingga 40,5 derajat Celsius dengan ruam setelah dua sampai empat hari," katanya.
Baca juga : PB IDI: 90% Penularan Cacar Monyet Melalui Kontak Seksual
Pada cacar monyet, ruam yang muncul bisa berupa makula (lesi rata dengan warna berbeda dan ukuran hingga 0,5 cm) dan papula (lesi padat dan timbul dengan ukuran hingga 0,5 cm), vesikel (lesi bintik dengan cairan), pustula (lesi mirip luka lepuh berisi nanah), dan krusta (kerak mengering pada luka).
Putu mengatakan bahwa cacar monyet menimbulkan jenis ruam yang sama di seluruh anggota tubuh pada fase akut (0-5 hari pertama) maupun fase erupsi (1-3 hari setelah timbul demam).
Sedangkan pada cacar air, dia menyebutkan, ruam hanya berbentuk makula, papula, dan vesikel pada berbagai fase.
Baca juga : Kasus Ke-3 Cacar Monyet Ditemukan, Semuanya di Jakarta
"Kemudian, pada campak, jenis ruam merupakan ruam non-vesikel di berbagai fase," katanya.
Putu juga mengemukakan adanya perbedaan yang signifikan pada perkembangan ruam akibat cacar monyet, cacar air, dan campak.
Menurut dia, pada penderita cacar monyet perkembangan ruam terjadi secara lambat (3-4 minggu) sedangkan pada penderita cacar air dan campak perkembangan ruam terhitung cepat, terjadi dalam hitungan hari.
Baca juga : Satu Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta
Dia mengatakan bahwa ketiga penyakit itu pun menimbulkan distribusi ruam yang berbeda.
Pada cacar monyet, kata dia, distribusi ruam berawal dari kepala, lebih padat di wajah dan anggota badan, serta muncul pula pada telapak tangan dan kaki.
Adapun pada cacar air, ia melanjutkan, distribusi ruam dimulai dari kepala, padat di tubuh, dan tidak muncul pada telapak tangan dan kaki.
Baca juga : 7 Fakta Cacar Air yang Amat Menular, Cegah dengan Vaksin
"Pada penyakit campak, distribusi ruam dimulai di kepala dan menyebar ke bawah dan dapat mencapai tangan dan kaki," katanya.
Selain itu, Putu memaparkan penampakan khas dari masing-masing penyakit. Cacar monyet memiliki penampakan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), cacar air memiliki ruam yang gatal, serta campak memiliki koplik spots, bintik putih yang muncul pada area mulut.
Pada 23 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak enam kasus cacar monyet atau mpox di Jakarta diidap oleh orang dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.
Baca juga : Kena Cacar Air, Kapan Anak Bisa Kembali ke Sekolah?
"Dari hasil penelusuran diketahui enam pasien cacar monyet merupakan ODHIV dan memiliki orientasi biseksual," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.
Dikatakan Maxi mayoritas pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki berusia produktif antara 25--29 tahun, sementara sisanya adalah laki-laki berusia 30--39 tahun.
Maxi mengatakan bahwa pasien cacar monyet memiliki faktor prilaku seks beresiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.
Baca juga : 1,7 Juta Bayi Belum Dapat Imunisasi Dasar Selama Pandemi Covid-19
Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, kata Maxi menambahkan.
Menyikapi kasus tersebut, Kemenkes RI melakukan upaya penanggulangan cacar monyet berupa surveilans, terapeutik dan vaksinasi.
Menurut Maxi upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.
Baca juga : Imunisasi Tertinggal Bisa Dilengkapi Dengan Vaksin Ganda
Terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus mpox serta pemantauan kondisi pasien.
Selanjutnya, Kemenkes juga melakukan vaksinasi cacar monyet, terutama pada populasi yang paling berisiko.
"Kriteria penerima vaksin adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV," katanya.
Baca juga : Bukan cuma Jakarta, 51 Kasus Cacar Monyet Menyebar di 5 Provinsi
Secara terpisah, Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Ngabila Salama mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan tata laksana penanganan cacar monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebaran virus cacar monyet.
"Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah," katanya.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit cacar monyet, termasuk di antaranya memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika sedang sakit atau bergejala. (Ant/Z-4)
Dari 1.000 kasus ada 2 sampai 3 pasien cacar air memerlukan perawatan intensif karena infeksi pada paru.
Herpes zoster menimbulkan ruam yang amat nyeri. Penyebabnya adalah reaktivasi virus cacar air yang ‘tinggal’ di dalam tubuh.
Anak yang menderita cacar tetap dianjurkan untuk mandi serta tidak menggaruk lesi kulit, dan menjaga agar luka tetap kering.
Liburan sekolah panjang di penghujung tahun menjadi momen yang sangat dinantikan oleh anak-anak. Perhatian ekstra terhadap kesehatan anak selama liburan sangat penting
Pembelajaran di tujuh kelas yang ada di SMAN 5 Kota Bandung diubah dari tatap muka menjadi online.
Pasien dengan kondisi demam, jika dimandikan nantinya dikhawatirkan justru meningkatkan suhunya sehingga sekali lagi dokter tidak menyarankan pasien mandi bila demam.
"Kasus (campak) di DKI Jakarta meningkat jadi 253 kasus tahun 2022, karena surveilans dan cakupan imunisasi campak rubella menurun selama pandemi 2020-2022,"
Selain itu, anak dengan imunitas rendah karena memiliki komorbid, juga rentan terkena campak. Pada 2022, terdapat 253 kasus campak di wilayah DKI Jakarta.
Perintah itu berlaku untuk semua warga yang bekerja atau tinggal di empat kode pos Williamsburg, barat laut Brooklyn, tempat sebagian warga menolak vaksinasi dengan alasan agama, meski tidak ada ayat atau otoritas Yahudi yang melarang vaksinasi.
Penularan campak di seluruh dunia hampir empat kali lipat dalam kuartal pertama 2019 dibandingkan dengan priode yang sama 2018 jadi 112.163 kasus.
Total 55 orang meninggal akibat wabah campak di Samoa, yang mulai terdeteksi pada pertengahan Oktober lalu.
Ketika angka kematian meningkat mencapai 62 orang, para pejabat setempat lantas memerintahkan semua bisnis, layanan pemerintah yang tidak pokok untuk tutup sementara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved