Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kelompok Yahudi Sayap Kiri di AS Desak Israel Setop Perang

Cahya Mulyana
17/10/2023 10:08
Kelompok Yahudi Sayap Kiri di AS Desak Israel Setop Perang
Aksi demonstran Yahudi yang mendesak Israel menghentikan perang terhadap Palestina di Gedung Putih, AS.(AFP/Mandel NGAN)

KELOMPOK Yahudi sayap kiri Amerika Serikat (AS) berkumpul di luar Gedung Putih, Washington, Senin (16/10). Mereka mendesak pemerintahan Joe Biden menekan Israel agar membatalkan rencana untuk melakukan invasi militer ke Gaza dan mengumumkan gencatan senjata.

Mereka juga menuduh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merencanakan genosida terhadap warga Palestina. Para pengunjuk rasa itu berasal dari kelompok kampanye IfNotNow dan Jewish Voice for Peace.

Selain slogan-slogan pembebasan Palestina, mereka juga membawa plakat dan menyanyikan lagu-lagu kuno Yahudi. Mereka memprotes tanggapan tidak bermoral Israel terhadap warga Palestina.

Baca juga: Biden Besok Kunjungi Israel

Setidaknya 30 demonstran ditangkap. Salah satu pemimpin aksi, Yotam mengatakan 150 aktivis secara sukarela siap ditahan demi tersampaikannya pesan-pesan aksi ini.

Para demonstran juga mengarahkan pandangan mereka pada Biden, yang menurut mereka terlibat dalam pengeboman balasan Israel yang telah menghancurkan Gaza, memutus aliran air dan listrik, dan menyebabkan hampir 3 ribu warga Palestina tewas, termasuk 700 anak-anak.

Kritik terhadap Presiden AS tersebut muncul ketika ia sedang mempertimbangkan tawaran perdana menteri Israel untuk mengunjungi 'Negeri Zionis' itu. 

Baca juga: Blinken : Israel Siap Buka Koridor Kemanusiaan di Gaza, Palestina

Biden telah memberikan dukungan tegas terhadap negara tersebut sejak negara tersebut diserang, namun memperingatkan bahwa pendudukan kembali Gaza yang secara resmi ditarik oleh Israel pada 2005 adalah sebuah kesalahan.

Demonstrasi itu terjadi ketika Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah ketika lebih dari setengah juta orang meninggalkan rumah mereka di utara wilayah kecil itu. Langkah tersebut sebagai persiapan untuk invasi darat Israel dengan tujuan menghancurkan Hamas.

Berdiri di luar gerbang Gedung Putih, Direktur Politik IfNotNow Eva Borgwardt menuntut pertemuan mendesak dengan Biden. 

“Taruhannya adalah hidup atau mati. Kami di sini untuk memberi tahu Presiden Biden, sebagai panglima militer paling kuat di dunia, bahwa dia perlu melakukan segala daya untuk menuntut gencatan senjata, menuntut deeskalasi, membebaskan sandera Israel, dan mengatasi konflik. Keadaan ini yang telah membawa kita ke dalam mimpi buruk ini," ungkapnya dalam orasinya.

Massa juga menyatakan siap melakukan pembangkangan sipil untuk mempengaruhi kebijakan AS, termasuk memblokir pintu masuk dan keluar Gedung Putih. 

Sambil memegang plakat bertuliskan slogan-slogan termasuk 'Kesedihan saya bukanlah senjata Anda' dan 'Hentikan genosida di Gaza', mereka mengatakan fokus mereka adalah mengakhiri dukungan AS terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan apa yang mereka gambarkan sebagai sistem apartheid' di negara Yahudi tersebut.

Beberapa orang menggambarkan retorika Israel terhadap warga Palestina setelah serangan Hamas sebagai tindakan genosida. Beberapa peserta aksi mengibarkan bendera Palestina, sementara yang lain membawa plakat 'Bebaskan Palestina' dan mengenakan kippa atau kopiah Yahudi. (The Guardian/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya