Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Australia Denda X karena Konten Pelcehan Anak

Basuki Eka Purnama
16/10/2023 11:15
Australia Denda X karena Konten Pelcehan Anak
Logo platform media sosial X, yang dulu bernama Twitter.(AFP/JOEL SAGET)

BADAN pengawas keamanan internet Australia, ESafety, Senin (16/10), mendenda platform media sosial, X, karena dianggap gagal menunjukkan bagaimana mereka mengatasi konten pelecehan anak.

Komisioner ESafety Julie Inman Grant menjatuhkan denda sebesar A$610.500 kepada perusahaan yang dulu bernama Twitter karena dianggap tidak menganggap serius masalah tersebut.

Inamn Grant, yang sebelumnya merupakan karyawan Twitter, juga melontarkan ancaman kepada Google karena dianggap gagal bertanggung jawab pada meteri pelecehan anak.

Baca juga: Uni Eropa Peringati X karena Sebarkan Misinformasi Pascaserangan Hamas ke Israel

Miliarder Elon Musk telah memangkas lebih dari 80% pekerja X sejak mengambil alih paltform media sosial itu, termasuk mayoritas moderator konten yang bertanggung jawab mengatasi masalah pelecehan.

Deteksi proaksi pelecehan seksual anak di X turun dari 90% menjadi 75% dalam tempo tiga bulan pascapengambilanalihan oleh Musk.

"Twitter/X telah menyatakan secara terbuka bahwa mengatasi masalah eksploitasi anak adalah prioritas utama mereka namun itu hanya omong kosong. Kami tidak melihat pernyataan itu dengan langkah yang diambil," kecam Inman Grant.

Baca juga: Eks Karyawan TikTok Luncurkan Canopy, Medsos Baru Khusus Akun Anonim

Inman Grant mengirimkan surat resmi ke sejumlah platform media sosial, Februari lalu, agar mendemonstrasikan bahwa mereka memoderasi konten dan menghilangkan konten-konten ekstrem.

Dia mengatakan tanggapan minim dari X dan Google bisa berarti mereka khawatir dengan persepsi publik atau karena sistem mereka tidak mampu melakukannya.

"Kedua skenario itu sangat mengkhawatirkan karena berarti mereka tidak bertanggung jawab dan tidak menghargai komunitas Australia," ungkap Inman Grant. (AFP/Z-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya