Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TENTARA Amerika Serikat (AS) akan menyelesaikan latihan militer bersama dengan pasukan Armenia di Armenia pada Rabu (20/9). Latihan militer sesuai rencana tersebut tidak terpengaruh dengan peluncuran operasi militer besar-besaran oleh Azerbaijan.
Juru bicara militer AS mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada latihan Eagle Partner 2023 selama 10 hari yang melibatkan 85 tentara AS dan 175 tentara Armenia. Meskipun Azerbaijan meluncurkan operasi antiteroris di wilayah Nagorno-Karabakh pada Selasa, (19/9).
"Kami menyadari bahwa mereka sedang melakukan operasi tetapi kami tidak menilai ada risiko bagi tentara kami pada saat itu sehingga mereka tetap tinggal selama latihan," kata juru bicara itu.
Baca juga : Perang Baru di Asia Meletus, Azerbaijan Bombardir Armenia
Latihan yang dimulai pada 11 September itu dirancang untuk mempersiapkan pasukan Armenia untuk mengambil bagian dalam misi pemeliharaan perdamaian internasional. Latihan ini berlangsung di dua tempat latihan di dekat Ibu Kota Yerevan.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa tujuan latihan ini untuk meningkatkan tingkat interoperabilitas unit yang berpartisipasi dalam misi pemeliharaan perdamaian internasional. Unit ini menjadi kerangka kerja operasi pemeliharaan perdamaian dan bertukar praktik terbaik dalam pengendalian dan komunikasi taktis.
Baca juga : AS-Prancis akan Pimpin Pertemuan PBB untuk Hentikan Pertempuran di Karabakh
Meskipun berskala kecil, latihan ini telah membuat Rusia kesal. Pasalnya mereka memiliki pangkalan militer di Armenia dan menganggap dirinya sebagai penjamin keamanan utama di wilayah tersebut.
Awal tahun ini, Armenia menolak menjadi tuan rumah latihan militer oleh Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi negara-negara pasca-Soviet yang dipimpin Rusia. Penolakan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan Yerevan dengan Moskow.
Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan bahwa Rusia telah gagal melindungi Armenia dari agresi yang terus berlanjut dari Azerbaijan yang kaya akan minyak.
Menurutnya, perang Rusia di Ukraina membuat Rusia tidak dapat memenuhi kebutuhan keamanan Armenia.
Armenia dan negara tetangganya, Azerbaijan, telah terlibat dalam dua perang dalam tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet. (Aljazeera/Z-4)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved