Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hacker Swiss Temukan Bukti FBI Targetkan Muslim

Cahya Mulyana
23/8/2023 16:25
Hacker Swiss Temukan Bukti FBI Targetkan Muslim
Logo FBI(AFP/Mandel Ngan)

SEBUAH laporan dari kelompok Muslim di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa sebagian besar orang-orang dalam daftar pantauan FBI, atau lebih dari 98% di antaranya nama-nama khas muslim.

Laporan berjudul 20 Tahun Terlalu Banyak, Seruan untuk Menghentikan Daftar Pantauan Rahasia FBI, merinci penggunaan database penyaringan terorisme oleh FBI, yang menargetkan muslim.

Artikel itu dirilis oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Senin (21/8). Setelah diberikan daftar FBI versi 2019 oleh peretas Swiss yang menemukannya secara daring setelah tidak sengaja diposting oleh maskapai penerbangan regional, CAIR melakukan analisis komprehensif terhadap lebih dari 1,5 juta nama.

Baca juga : Direktur FBI Sebut Ada Peningkatan Ancaman di AS Akibat Perang Israel dan Hamas

"Lebih dari 350 ribu nama termasuk beberapa transliterasi dari Mohamed atau Ali atau Mahmoud dan 50 nama yang paling sering muncul semuanya adalah nama muslim," kata laporan itu.

Dari nama daftar pantauan terungkap lebih dari 1,47 juta nama tersebut muslim atau 98%.

Laporan itu mencatat bahwa selama 20 tahun, daftar rahasia FBI telah membawa kesulitan dan ketakutan bagi komunitas muslim.

Baca juga : Muslim Amerika Tolak Biden di Pemilu 2024, Tagar #AbandonBiden Viral

“Tapi jutaan target FBI berikutnya bukanlah Muslim. Dengan terangkatnya kabut perang melawan terorisme, daftar rahasia FBI suatu hari akan menemukan target baru. Target selanjutnya adalah sesama warga Amerika, dan laporan ini dimaksudkan sebagai peringatan kepada mereka," kata laporan itu.

Kelompok muslim itu juga menyerukan Presiden Joe Biden untuk mengambil tindakan dalam mengatasi daftar pantauan tersebut. Orang-orang dalam daftar pantauan menghadapi berbagai hambatan, termasuk pembatasan perjalanan, masalah imigrasi, pertemuan dengan FBI, catatan kekerasan polisi, kesulitan mendapatkan izin dan lisensi, konsekuensi profesional, dan akses terbatas ke gedung pemerintah.

Dalam insiden baru-baru ini yang melibatkan akses ke gedung pemerintahan, Walikota Prospect Park, New Jersey Mohamed Khairullah tiba-tiba tidak diundang oleh Secret Service untuk menghadiri perayaan Idul Fitri di Gedung Putih. Penolakan ini dikaitkan dengan status daftar pantauannya di FBI. (Anadolu/Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya