Bersitegang dengan Iran, AS Kirim 3.000 Prajurit ke Laut Merah

Cahya Mulyana
08/8/2023 09:53
Bersitegang dengan Iran, AS Kirim 3.000 Prajurit ke Laut Merah
Pelaut AS di atas USS Bataan mengawal aktivitas transit di Terusan Suez.(AFP/DVIDS)

LEBIH dari 3.000 personel militer Amerika Serikat (AS) telah tiba di Laut Merah dengan dua kapal perang. Misi ini merupakan tanggapan Washington terhadap penyitaan kapal tanker oleh Iran.

Pengerahan tersebut menambah peningkatan penumpukan militer AS di perairan Teluk, yang penting bagi perdagangan minyak global dan membuat Teheran, pada Senin (7/8), menuduh AS mengobarkan ketidakstabilan regional.

Militer AS mengatakan Iran telah menyita atau berusaha mengambil alih hampir 20 kapal berbendera internasional di kawasan itu selama dua tahun terakhir. Para pelaut dan marinir AS memasuki Laut Merah pada Minggu (6/8), setelah transit melalui Terusan Suez dalam penempatan yang diumumkan sebelumnya.

Baca juga: Menteri Luar Negeri Iran Kunjungi Jepang, Pertama sejak 2019

Mereka tiba menggunakan kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall yang menambah kuat Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain. 

"Pengerahan itu menambah upaya untuk mencegah aktivitas destabilisasi dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang," kata juru bicara Armada Kelima Komandan Tim Hawkins kepada AFP.

USS Bataan adalah kapal serbu amfibi yang dapat membawa pesawat sayap tetap dan putar serta kapal pendarat. Sementara USS Carter Hall adalah kapal pendaratan dermaga, pengangkut prajurit dan perlengkapan.

Baca juga: Iran Gantung 11 Orang Kaum Baluch atas Tuduhan Narkoba

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan pengerahan militer AS hanya melayani kepentingan Washington. Kehadiran militer pemerintah AS di kawasan Laut Merah tidak pernah menciptakan keamanan.

"Kepentingan mereka di kawasan ini selalu memaksa mereka untuk mengobarkan ketidakstabilan dan ketidakamanan. Kami sangat yakin bahwa negara-negara Teluk Persia mampu memastikan keamanan mereka sendiri," ujarnya.

Juru bicara Pengawal Revolusi Iran Ramazan Sharif sementara itu mengatakan republik Islam itu telah mencapai tingkat kekuatan dan kekuatan yang dapat membalas tindakan jahat apa pun oleh AS, seperti merebut kapal.

Pengerahan terbaru terjadi setelah Washington mengatakan pasukannya memblokir dua upaya Iran untuk merebut kapal tanker komersial di perairan internasional di lepas pantai Oman pada 5 Juli.

Layanan maritim di Iran mengatakan salah satu dari dua kapal tanker, Richmond Voyager berbendera Bahama, bertabrakan dengan kapal Iran, melukai lima awak secara serius, menurut IRNA.

Pada April dan awal Mei, Iran menyita dua kapal tanker minyak dalam waktu seminggu di perairan regional. Insiden itu terjadi setelah Israel dan AS menyalahkan Iran pada November atas apa yang mereka katakan sebagai serangan pesawat nirawak terhadap kapal tanker yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik Israel di lepas pantai Oman.

AS, bulan lalu, mengumumkan mereka akan mengerahkan kapal perusak, pesawat tempur F-35 dan F-16, bersama dengan Grup Kesiapan Amfibi/Unit Ekspedisi Laut, ke Timur Tengah untuk mencegah Iran merebut kapal di Teluk.

Pekan lalu, seorang pejabat AS mengatakan kepada AFP bahwa Washington juga bersiap menempatkan personel marinir dan Angkatan Laut di atas kapal tanker komersial yang melintasi Teluk sebagai lapisan pertahanan tambahan.

Tanggapan militer Washington yang ditingkatkan datang pada saat keterlibatan yang semakin dalam antara kawasan itu dan Tiongkok, yang menengahi penghentian kejutan antara saingan Teluk Arab Saudi dan Iran pada Maret.

Hubungan Teheran dengan negara-negara Teluk Arab lainnya juga berkembang. Presiden Uni Emirat Arab dan menteri luar negeri Kuwait sama-sama ditawari undangan untuk mengunjungi republik Islam itu minggu lalu.

"Keamanan akan tetap menjadi titik gesekan dalam hubungan AS-Teluk bahkan jika ancaman yang ditimbulkan oleh serangan Iran terhadap pengiriman mereda dalam jangka pendek," kata Torbjorn Soltvedt dari firma intelijen risiko Verisk Maplecroft. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya