Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEORANG mantan pekerja penitipan anak Australia melakukan pelecehan seksual terhadap 91 gadis muda dalam serangkaian kejahatan mengerikan selama 15 tahun. Polisi menuntutnya dengan 1.623 pelanggaran terpisah, termasuk pemerkosaan.
Detektif berpengalaman menggambarkannya sebagai salah satu kasus pelecehan seksual anak paling mengerikan di Australia dengan skala pelanggaran di luar imajinasi siapa pun. "Saya tahu berita ini tampaknya tak terduga dan saya tahu akan ada banyak pertanyaan," kata Asisten Komisaris Polisi Federal Justine Gough, Selasa (1/8).
"Tidak banyak penghiburan yang bisa saya berikan kepada orangtua dan korban anak-anak yang telah diidentifikasi," tambahnya. Sebanyak 1.623 dakwaan terdiri dari 136 dakwaan pemerkosaan, 110 dakwaan hubungan seksual dengan anak di bawah 10 tahun--dakwaan yang digunakan sebagai pengganti pemerkosaan di beberapa yurisdiksi Australia--, dan 613 dakwaan membuat pornografi anak.
Baca juga: Hanya Empat Negara yang Berbuat Cukup Menghentikan Kebiasaan Merokok
Penyelidik memburu pria berusia 45 tahun itu sejak menemukan cache foto dan video pornografi anak yang dibagikan di web gelap pada 2014. Namun upaya mereka sebagian besar tidak membuahkan hasil sampai mereka membuat terobosan tak terduga pada Agustus tahun lalu dengan mencocokkan petunjuk visual di latar belakang materi dengan pusat pengasuhan anak di kota Brisbane.
Pria itu awalnya didakwa hanya dengan tiga pelanggaran. Beratnya dugaan kejahatannya yang keji itu muncul saat polisi menyaring lebih jauh melalui komputer dan teleponnya. Polisi percaya pria itu memfilmkan atau mengambil gambar dari semua dugaan kejahatannya dan akhirnya membuat katalog lebih dari 4.000 foto dan video pelecehan.
Baca juga: Tidak Ada Harapan Korban Selamat dari Helikopter Militer Australia yang Jatuh
Asisten Komisaris Polisi New South Wales Michael Fitzgerald mengatakan itu menjadi salah satu kasus paling mengerikan yang pernah dia lihat. "Ini di luar imajinasi siapa pun yang dilakukan orang ini terhadap anak-anak ini," katanya. "Saya hanya bisa mengatakan, Anda mencoba untuk tidak kaget setelah lama berada di kepolisian, tetapi ini kasus yang mengerikan."
Polisi mengatakan pelecehan terjadi di 10 pusat pengasuhan anak yang berbeda antara 2007 dan 2022 serta secara eksklusif menargetkan gadis praremaja. Beberapa di antara mereka berusia satu tahun.
Sementara 87 dari 91 korban berasal dari negara bagian Queensland dan New South Wales di Australia, polisi yakin empat anak tak dikenal lain dilecehkan saat pria itu bekerja di luar negeri untuk waktu singkat antara 2013 dan 2014. Polisi mengatakan mereka sekarang bekerja dengan badan kejahatan internasional untuk menemukan anak-anak itu, tanpa mengungkapkan negara yang mereka targetkan.
"Kami telah bekerja tanpa lelah sejak Agustus tahun lalu untuk mengidentifikasi anak-anak dalam materi dugaan pelecehan anak," kata Gough. Polisi mengatakan pria itu telah melewati serangkaian pemeriksaan latar belakang yang ketat yang diperlukan untuk bekerja di pusat pengasuhan anak di negara bagian Queensland dan New South Wales.
Penjabat Asisten Komisaris Polisi Queensland Col Briggs mengatakan para detektif pertama kali diberi tahu kasus itu pada 2021, tetapi lumpuh karena kurangnya bukti. "Tidak cukup bukti untuk mengambil tindakan terhadap siapa pun berdasarkan bukti yang tersedia pada saat itu," katanya.
Mengingat banyaknya materi pelecehan anak yang perlu didokumentasikan, satuan tugas khusus yang terdiri dari sekitar 35 staf dipanggil untuk bekerja dalam penyelidikan. Pria yang belum disebutkan namanya oleh polisi itu dijadwalkan menghadapi pengadilan di Queensland pada 21 Agustus mendatang. Setelah proses tersebut selesai, dia akan diekstradisi ke New South Wales untuk menghadapi tuntutan lebih lanjut. (AFP/Z-2)
Komnas Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PA) mengusulkan adanya revisi definisi kenakalan remaja dan kejahatan luar biasa.
PEMBENAHAN mutlak diperlukan di sejumlah sektor untuk mendorong efektivitas penerapan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
SEJAK disahkan 9 Mei 2022, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) belum optimal ditegakkan dalam melindungi korban kekerasan seksual.
Seorang perempuan di Korea Selatan didenda Rp38 juta karena menarik celana rekan kerja pria di depan umum. Kasus ini memicu debat soal batas antara lelucon dan pelecehan seksual.
Blake Lively mencabut dua gugatan terhadap Justin Baldoni terkait tekanan emosional dalam sengketa film It Ends With Us.
Pengacara Sean "Diddy" Combs menyoroti unggahan media sosial saksi untuk menggugat kredibilitasnya dalam sidang pelecehan seksual.
Mantan asisten Sean "Diddy" Combs memberikan kesaksian emosional di pengadilan New York, mengungkap pelecehan seksual dan kekerasan yang dialaminya selama delapan tahun bekerja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved