Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENDEMO Guatemala Senin (24/7) kembali turun ke jalanan menuntut jaksa agung dan beberapa jaksa lainnya mundur. Desakan itu menyusul dugaan upaya mereka untuk menggagalkan pemilihan putaran kedua presiden yang akan datang.
Para demonstran menuntut agar Jaksa Agung Maria Consuelo Porras dipecat karena kantornya berusaha mencabut kualifikasi Partai Semilla (Seed) yang dipimpin Bernardo Arevalo. Arevalo merupakan seorang demokrat sosial yang mengejutkan banyak orang di negara ini dengan lolos ke putaran kedua pada 20 Agustus.
Spanduk yang diangkat dalam demonstrasi yang berlangsung meriah di pusat ibu kota berisi slogan-slogan seperti "Kami Menginginkan Pemilihan Bebas" dan "Saya Menolak Hidup dalam Rezim Diktator."
Baca juga: Alami Kecelakaan Saat Mabuk, Menteri Kehakiman Selandia Baru Mundur
"Rakyat Guatemala akan terus memantau dan menuntut pematuhan terhadap hukum, konstitusi, dan hasil pemilu," ujar Allan Ramirez, seorang pengunjuk rasa.
Hakim Fredy Orellana dan jaksa Rafael Curruchiche mendapatkan kritik dari para demonstran sejak pemungutan suara putaran pertama, 25 Juni.
Baca juga: Partai Penguasa Kamboja Klaim Raih Kemenangan di Pemilu
Dengan perintah dari Curruchiche, Orellana mengarahkan Mahkamah Agung Pemilu (TSE) untuk mencabut kualifikasi Partai Semilla dengan tuduhan adanya anomali dalam proses pembentukannya pada 2017. Namun, TSE menolak untuk mematuhi perintah tersebut.
Sebagai tanggapan, aparat penegak hukum telah dua kali menggeledah kantor TSE dan berusaha menangkap seorang pegawai. Pada Jumat, mereka juga melakukan penyelidikan di markas besar Partai Semilla di Kota Guatemala.
Di luar ibu kota, terjadi protes di bagian barat negara ini, termasuk di kota Quetzaltenango, serta di munisipalitas Mayan di departemen Quiche dan Totonicapan, menurut laporan media lokal.
Tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS menetapkan Porras sebagai tokoh yang korup dan anti-demokrasi. Ia juga dinilai menggagalkan upaya-upaya pemberantasan korupsi.
Brian Nichols, kepala diplomat AS untuk Amerika Latin, pada Senin menyatakan sangat "penting" agar putaran kedua pemilihan berlangsung "tanpa gangguan atau tekanan."
Arevalo dijadwalkan akan bertarung dengan Sandra Torres, mantan ibu negara yang juga berhaluan kiri-tengah. Siapa pun yang menang akan mengakhiri 12 tahun pemerintahan sayap kanan di negara Amerika Tengah ini.
Tindakan hukum yang bergejolak oleh pihak berwenang seputar kampanye Arevalo dalam beberapa minggu terakhir ini banyak diartikan di dalam Guatemala dan di luar negeri sebagai upaya untuk menggagalkan pencalonannya. (AFP/Z-3)
RIBUAN warga Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) hingga H-3 masih belum menerima surat undangan memilih presiden- wakil presiden dan legislatif.
KEMENANGAN Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan dapat memperkuat peran Turki di kancah dunia. Meski demikian kepemimpinannya tidak akan banyak perubahan bagi rakyatnya.
Mantan Presiden AS Donald Trump mengaku memiliki bukti kecurangan dalam pemilihan umum di Georgia.
Pengawalan ketat petugas bersenjata mewarnai pemilihan presiden Ekuador. Warga mengaku takut dengan kondisi saat ini.
Bernardo Arevalo berhasil memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) Guatemala, meski dibayangi sejumlah kasus pidana.
Kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk penetapan harga akan memperlebar kesenjangan gender dalam pertanian.
Ratusan suporter Manchester United berdemonstrasi menentang kepemilikan keluarga Glazer, setelah klub sepak bola tersebut terlibat dalam rencana untuk bergabung dengan Liga Super Eropa.
Pihak Liga Primer Inggris dan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) melakukan investigasi menyusul protes massa yang dilakukan di sekitar stadion.
"Saya dibesarkan di sini, saya tinggal di sini, orangtua saya dari Rusia tetapi saya tidak ingin melihat penjajah."
RATUSAN supporter bonek mendatangi salah satu stasiun televisi swasta di Surabaya, Jawa Timur, memprotes jadual pertandingan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB)
"Tidak masuk akal menyebut para pemain Iran dikekang. Saat ini, para pemain hanya memiliki satu hal di pikiran mereka, melaju ke putaran kedua."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved