Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
RENCANA serangan balik Ukraina diperlambat oleh kendala kekurangan amunisi. Kondisi ini membuat jet tempur modern bantuan negara-negara barat hingga artileri gagal memukul mundur pasukan Rusia.
"Senjata yang ada kekurangan amunisi," ungkap Panglima Tertinggi Militer Ukraina Valery Zaluzhny, Sabtu, (30/6).
Dia mengeluhkan lambatnya pengiriman senjata yang dijanjikan oleh negara-negara Barat. Ukraina juga masih menunggu pesawat tempur F-16 yang dijanjikan sekutu.
"Saya tidak butuh 120 pesawat. Saya tidak akan mengancam seluruh dunia. Jumlah yang sangat terbatas sudah cukup,” katanya.
Dia mengaku berang dengan tuntutan negara-negara Barat yang meminta Ukraina mempercepat serangan balik. Sementara peluru artileri yang ditembakkan Rusia tidak terbatas.
Baca juga: Rudal Rusia Lukai 40 Orang dan Tewaskan 3 Warga Ukraina
Zaluzhny mengatakan dia terus berhubungan dengan mitra Barat, seperti Ketua Gabungan Pentagon Jenderal Mark Milley, yang sangat menyadari kebutuhan Ukraina. “Kami memiliki kesepakatan dan setiap hari kami berkomunikasi. Jadi, terkadang saya dapat menelepon dan berkata, jika saya tidak mendapatkan 100 ribu peluru dalam seminggu, 1.000 orang akan mati," paparnya.
Tapi Milley sendiri tidak bisa banyak membantu percepatan pengiriman senjata ke Ukraina. “Ini bukan pertunjukan yang ditonton dan dipertaruhkan oleh seluruh dunia atau apa pun. Setiap hari, setiap meter mengeluarkan darah,” katanya.
AS Terus Pasok Senjata
Sebuah think tank yang berbasis di Washington, DC, Institute for the Study of War (ISW), mengatakan Zaluzhny menanggapi pertanyaan tentang hilangnya peralatan militer dalam pertempuran dengan pasukan Rusia. Namun Milley mengatakan Amerika Serikat dan sekutu bekerja keras untuk memasok persenjataan ke Ukraina.
Baca juga: Polandia Perkuat Perbatasan Usia Grup Wagner ke Belarusia
“Kami memberi mereka bantuan sebanyak mungkin secara manusiawi,” katanya.
Milley mengatakan AS masih dalam pembicaraan untuk menyediakan Ukraina dengan F-16 dan ATACMS, rudal presisi yang bisa lebih dari dua kali lipat jangkauan yang dapat ditargetkan pasukan Ukraina.
Dia mengakui bahwa beberapa orang telah menyatakan ketidaksabaran dengan serangan balasan Ukraina. Milley mengatakan kepada audiensi di National Press Club di Washington bahwa serangan balasan Ukraina maju sesuai rencana.
"Ukraina melewati ladang ranjau yang sangat sulit, 500 meter sehari, seribu meter sehari, dua ribu meter sehari," jelasnya.
Dia mengaku tidak terkejut bahwa kemajuan lebih lambat dari yang diperkirakan beberapa pihak. Sebab perang di atas kertas dan perang sesungguhnya berbeda.
"Dalam perang nyata, orang sungguhan mati. Orang sungguhan ada di garis depan itu dan orang sungguhan ada di kendaraan itu. Tubuh nyata dihancurkan oleh bahan peledak tinggi. Apa yang saya katakan adalah ini akan memakan waktu enam, delapan, 10 minggu, itu akan sangat sulit,” tambahnya.
(Aljazeera/Z-9)
Dimulainya penerbangan reguler antara kedua ibu kota untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1990-an, menurut pengumuman blog penerbangan Rusia.
Bagi para pemirsa di Rusia, sinema Indonesia masih eksotis, meskipun film-film dari negara ini kerap hadir di festival film internasional dan memenangkan penghargaan.
Pemerintah untuk berhati-hati dalam memutuskan permohonan kewarganegaraan kembali dari Satria Kumbara, eks Marinir TNI AL yang menjadi tentara relawan Rusia.
ISTANA kepresidenan Rusia, Kremlin, pada Selasa (22/7) mengatakan bahwa Moskow berharap putaran perundingan damai antara Rusia-Ukraina berikutnya akan berlangsung pekan ini.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Uni Eropa resmi mengesahkan salah satu paket sanksi paling keras terhadap Rusia.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung tanpa syarat terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
DINAS Keamanan Ukraina mengeklaim pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
UKRAINA dan Rusia telah mencapai kesepakatan besar di Istanbul, Senin (2/6), untuk melakukan pertukaran tahanan dan jenazah terbesar sejak perang dimulai pada Februari 2022.
RUSIA dan Ukraina berhasil menyelesaikan pertukaran sebanyak 1.000 tahanan pada Minggu (25/5) waktu setempat. Ini menjadi pertukaran tawanan terbesar sejak konflik antara keduanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved