Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SETIDAKNYA 42 orang tewas dan 11 orang hilang di Haiti akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat perlindungan sipil pada Senin (5/6).
Cuaca buruk yang melanda tujuh dari 10 departemen di negara ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah berkepanjangan di Haiti. Krisis ini dipicu kekerasan geng, kehancuran politik, dan stagnasi ekonomi.
Data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan hujan deras tersebut telah berdampak pada 37.000 orang dan mengungsi sebanyak 13.400 orang.
Baca juga: 180 Korban Tewas dalam Kerusuhan di Sudan Dimakamkan Tanpa Identitas
Kota Leogane, yang terletak 40 kilometer (25 mil) di sebelah barat daya ibu kota Port-au-Prince, menjadi salah satu yang paling parah terkena dampaknya. Tiga sungai yang meluap menyebabkan kerusakan yang serius. Menurut pejabat Haiti, setidaknya 20 orang tewas di kota tersebut.
"Penduduknya merasa putus asa. Mereka telah kehilangan segalanya. Ladang mereka hancur, dan ternak mereka terbawa air," ungkap Wali Kota Leogane, Ernson Henry, kepada AFP.
Baca juga: Jutaan Pengungsi Palestina Terancam Kelaparan
Ribuan keluarga terkena dampak di kota tersebut, dan sangat mendesak untuk menyediakan makanan, air minum, dan obat-obatan kepada penduduk.
Banjir ini menyebabkan kerusakan material yang meluas di seluruh negara, dengan ratusan rumah hancur dan beberapa jalan rusak parah.
"Walaupun bukan badai atau topan tropis, kerusakan yang terjadi di daerah terdampak sangat signifikan," ungkap Jean-Martin Bauer, koordinator aksi kemanusiaan PBB di Haiti.
Perdana Menteri Ariel Henry telah mengaktifkan Pusat Operasi Darurat Nasional.
Bencana ini kembali menyoroti kerentanan negara Haiti terhadap bencana alam dan kegagalan mereka dalam mengurangi risiko badai, terutama menjelang musim badai yang akan segera tiba.
Bahkan sebelum banjir terjadi, hampir separuh populasi Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan, angka ini meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, menurut PBB. (AFP/Z-3)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga menyebabkan kejadian longsor di Desa/Kecamatan Subang
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Tanah longsor terjadi di Dusun Pahing, Desa Pamulihan, Kecamatan Subang, Selasa (14/11) dinihari.
Tanah longsor di wilayah itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (14/11) petang. Hujan berlangsung lama.
Sebuah tebing setinggi 70 meter longsor dan menimbun dua rumah.
Kabupaten Tasikmalaya berada di peringkat kedua kerawanan bencana terbanyak di Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved