Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SETIDAKNYA 42 orang tewas dan 11 orang hilang di Haiti akibat banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat perlindungan sipil pada Senin (5/6).
Cuaca buruk yang melanda tujuh dari 10 departemen di negara ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah berkepanjangan di Haiti. Krisis ini dipicu kekerasan geng, kehancuran politik, dan stagnasi ekonomi.
Data Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan hujan deras tersebut telah berdampak pada 37.000 orang dan mengungsi sebanyak 13.400 orang.
Baca juga: 180 Korban Tewas dalam Kerusuhan di Sudan Dimakamkan Tanpa Identitas
Kota Leogane, yang terletak 40 kilometer (25 mil) di sebelah barat daya ibu kota Port-au-Prince, menjadi salah satu yang paling parah terkena dampaknya. Tiga sungai yang meluap menyebabkan kerusakan yang serius. Menurut pejabat Haiti, setidaknya 20 orang tewas di kota tersebut.
"Penduduknya merasa putus asa. Mereka telah kehilangan segalanya. Ladang mereka hancur, dan ternak mereka terbawa air," ungkap Wali Kota Leogane, Ernson Henry, kepada AFP.
Baca juga: Jutaan Pengungsi Palestina Terancam Kelaparan
Ribuan keluarga terkena dampak di kota tersebut, dan sangat mendesak untuk menyediakan makanan, air minum, dan obat-obatan kepada penduduk.
Banjir ini menyebabkan kerusakan material yang meluas di seluruh negara, dengan ratusan rumah hancur dan beberapa jalan rusak parah.
"Walaupun bukan badai atau topan tropis, kerusakan yang terjadi di daerah terdampak sangat signifikan," ungkap Jean-Martin Bauer, koordinator aksi kemanusiaan PBB di Haiti.
Perdana Menteri Ariel Henry telah mengaktifkan Pusat Operasi Darurat Nasional.
Bencana ini kembali menyoroti kerentanan negara Haiti terhadap bencana alam dan kegagalan mereka dalam mengurangi risiko badai, terutama menjelang musim badai yang akan segera tiba.
Bahkan sebelum banjir terjadi, hampir separuh populasi Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan, angka ini meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, menurut PBB. (AFP/Z-3)
Banjir besar di Potiskum, Nigeria, merusak ratusan rumah dan memaksa ratusan warga mengungsi.
Mou diteken antara Pemkab Bogor- Pemkab Jawa Barat (Jabar)- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), di Pendopo Bupati Cianjur, Selasa (12/8).
Dari Pemkab Bogor, penandatanganan dilakukan langsung oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto dan dari Provinsi Jabar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau KDM (Kang Dedi Mulyadi).
MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai potensi banjir di wilayah Jabodetabek.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
KOTA Sukabumi, Jawa Barat, kembali diterjang bencana hidrometeorologi, Sabtu (9/8) malam.
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan penghubung antar Kecamatan tertutup materil tanah longsor dan pohon tumbang
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
Peristiwa tanah longsor tersebut terjadi sekitar pukul 19.45 WIB, Rabu malam. Kedua korban pada saat kejadian sedang bermain tenda-tendaan bersama dua anak lainnya.
Ribuan jalan dan bangunan telah rusak dan terendam oleh banjir yang deras di Korea Selatan, dengan laporan kerusakan lahan pertanian dan kematian ternak yang meluas.
Dua orang pekerja bangunan tertimbun longsor saat sedang menggali fondasi rumah di kawasan Padasuka, Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, Jumat (18/7) malam.
Dinas PUPR Depok bersama warga telah melakukan upaya penanganan darurat sementara di beberapa titik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved