Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan dalam tahap pertama bertambah menjadi 542 orang. Saat ini, mereka sedang berada dalam perjalanan menuju Jeddah, Arab Saudi dan segera diterbangkan ke tanah air.
"Ada 542 wni yg dievakuasi dg kapal dlm perjalanan dari port sudan ke jeddah,” kata Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, dalam pesan singkat diterima Media Indonesia, Selasa (25/4).
Menurutnya, mereka diperkirakan tiba pukul 02.00 waktu setempat pada Rabu (26/4) besok dan akan ditempatkan di hotel.
Baca juga: Sebanyak 850 WNI Dievakuasi dari Sudan, Mayoritas Mahasiswa
"Di Jeddah, kita sediakan beberapa hotel,” tambahnya
Sementara itu, persiapan evakuasi tahap kedua dari Khartoum masih terus dilakukan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia berencana mengevakuasi seluruh WNI yang ada di Sudan dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun, proses evakuasi akan dilakukan dalam beberapa tahap, sebab persediaan bahan bakar mobil sangat terbatas.
Baca juga: Mengenal Kopasgat yang Diberangkatkan ke Sudan
"Rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” ujarnya.
Dia menambahkan terdapat 289 WNI lainnya, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan, dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama. Oleh karena itu, dia mengimbau agar para WNI yang masih berada di Sudan dan belum melapor diri, segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum, agar dapat dilakukan evakuasi tahap kedua.
"Jadi bersamaan kita melakukan evakuasi tahap kedua. Oleh karena itu, mohon dengan hormat untuk yang belum melaporkan diri segera menghubungi KBRI Khartoum,” terang Retno.
Retno meminta doa dari masyarakat Indonesia agar evakuasi lanjutan dapat segera dilakukan dengan selamat. Terlebih, situasi di lapangan yang sangat dinamis.
"Kami mohon doanya agar evakuasi lanjutan dapat segera dilakukan dengan selamat. Sekali lagi, situasi lapangan sangat cair dan sangat dinamis,” harapnya.
Seperti diketahui, pertempuran pecah di Sudan pada 15 April antara pasukan yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya yang menjadi saingannya, Mohamed Hamdan Daglo mengomandani Pasukan Pendukung Cepat (RSF), yang merupakan pasukan paramiliter yang kuat.
Menurut badan-badan PBB, sedikitnya 427 orang telah terbunuh dan lebih dari 3.700 lainnya terluka, dan banyak dari mereka yang kini bergulat dengan kekurangan air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar, serta pemadaman listrik dan internet.
(Z-9)
Ketiga WNI yang ditangkap di Malaysia merupakan suporter Indonesia yang menonton pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022
Elkan memiliki seorang ibu berkebangsaan Indonesia dan ayah berkewarganegaraan Inggris. Pesepak bola bertinggi badan 194 centimeter itu lahir di Bangkok, Thailand.
Jordi Amat menjadi salah satu pemain naturalisasi berdarah Indonesia yang diharapkan dapat tampil untuk timnas di laga Kualifikasi Piala Asia 2023, Juni 2022, di Kuwait.
"Karena mereka sedang main di luar negeri, ada yang di Eropa sehingga akan diambil sumpah oleh Kanwil Kemenkumham DKI secara virtual, itu juga sah."
PROSES naturalisasi Rafael William Struick dan Ivar Jenner rampung. Mereka selesai menjalani proses sumpah kewarganegaraan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta
Proses naturalisasi Justin Hubner menjadi WNI tinggal menanti keputusan dari Presiden Joko Widodo.
Diketahui ada sekitar 1.200 WNI yang berada di Sudan saat ini, sebanyak 800 diantaranya adalah mahasiswa. Keamanan mereka terancam karena konflik antara militer dan milisi Sudan.
PERANG saudara masih berkecamuk di Sudan. Pertempuran antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus sejak Sabtu, (15/4).
Para mahasiswa WNI mengatakan hingga Selasa, (18/4) suara ledakan terus menggema di telinga warga ibu kota Sudan, Khartoum.
Sejauh ini situasi keamanan di Sudan belum kondusif untuk mengevakuasi sebanyak 1.209 WNI ke tempat lebih aman termasuk ke Tanah Air.
PERWAKILAN pemerintah Republik Indonesia mengevakuasi 15 WNI ke Safe House di Kantor KBRI Khartoum karena kondisi perang saudara di Sudan.
Ribuan warga melarikan diri dari Ibu Kota Sudan, Khartoum, pada hari Rabu (19/4) di hari kelima pascapertempuran antara tentara dan paramiliter dimulai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved