Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Dua puluh tahun setelah rezimnya jatuh, mendiang Presiden Irak Saddam Hussein tetap dikagumi dan dihormati di Yordania. Di negara ini, citranya masih dapat dilihat di seluruh negeri, mulai chasing handphone hingga stiker di bemper mobil. Padahal di Irak, simbol dan gambar yang terkait dengan pemerintahannya masih dilarang hingga kini.
Pada 20 Maret 2003, Presiden AS saat itu George W. Bush meluncurkan operasi gurun dengan melakukan invasi darat mengerahkan ratusan ribu pasukan gabungan AS dan Inggris, dengan dalih menghancurkan gudang senjata pemusnah massal Irak.
Saddam muncul untuk terakhir kalinya di depan umum pada 9 April, hanya beberapa jam sebelum pengumuman jatuhnya Baghdad. Delapan bulan kemudian, Saddam yang memerintah sejak 1979, akhirnya ditemukan di sebuah bunker tempat persembunyiannya oleh pasukan AS. Dia kemudian diadili, dihukum dan digantung pada pagi hari tanggal 30 Desember 2006.
Di Irak, memajang foto-foto atau slogan-slogan dari seorang diktator yang digulingkan merupakan pelanggaran dan terkadang penangkapan masih dilakukan. Oktober lalu, empat orang ditahan di provinsi Anbar, antara Bagdad dan perbatasan Yordania, karena dinggap mmemuliakan rezim yang sudah mati ini selama perayaan Hari Nasional.
Namun, di Yordania, banyak orang yang mengenang Saddam atas dukungannya terhadap perjuangan Palestina, nasionalisme Arab, dan perlawanan terhadap intervensi Barat di Timur Tengah.
"Puluhan ribu warga Yordania lulus dari universitas Irak di berbagai bidang selama era Saddam dengan beasiswa gratis," kata anggota parlemen Khalil Attiyeh kepada AFP.
Dia mengatakan Saddam mendukung perjuangan Palestina, atau intifada, dan membantu keluarga para martir Palestina dan membangun kembali rumah mereka yang dihancurkan oleh musuh.
Attiyeh percaya adalah normal bagi orang Yordania untuk memuja dan tidak melupakannya “Itu menunjukkan kesetiaan kepada pemimpin heroik ini".
Salameh Blewi, 67, seorang kontraktor di Yordania yang mengunjungi Baghdad pada 1980-an, menyebut Saddam sebagai "pemimpin Arab yang terhormat dan jujur, dengan posisi terhormat".
"Rakyat Yordania tahu bahwa Saddam Hussein adalah pemimpin Arab pemberani dan nasionalis. Kami semua mencintainya," kata Shaher Abu Sharkh, 67, yang menjual aksesoris ponsel di Amman.
"Yang terjadi bukanlah jatuhnya rezim Saddam, melainkan jatuhnya Irak. Sayangnya, Irak berakhir setelah Saddam dan dihancurkan secara sistematis," ujarnya. (AFP/M-3)
Survei CfDS terhadap 400 pemilih pemula menunjukkan bahwa digital image lebih berpengaruh daripada sejarah politik, menggeser gagasan ke estetika dan perasaan.
KETUA DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah proaktif dan menyiapkan strategi menghadapi fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin mengkhawatirkan
Rocky Gerung mengatakan bahwa momentum 27 tahun Reformasi bukan sekadar untuk diperingati, melainkan untuk diulangi dalam konteks perombakan struktur politik dan ekonomi Indonesia.
Platform Bijak Memantau resmi diluncurkan pada Selasa (20/5). Platform terseubut dimaksudkan sebagai ruang untuk menavigasi isu kebijakan, dan memantau proses legislasi.
Reformasi yang sudah susah payah dicapai Indonesia pasca 32 tahun Soeharto berkuasa, kini dipaksa putar balik kembali.
DUKUNGAN untuk meningkatkan keterwakilan perempuan pada sektor politik harus konsisten diperkuat demi mewujudkan nilai-nilai kesetaraan dalam setiap kebijakan yang diterapkan.
PERANG 12 hari (13-25 Juni) antara Iran versus Israel-AS telah berakhir dengan 'gencatan senjata'.
Menghadapi kenyataan adanya perang Iran-Israel saat ini, penulis sebagai eksponen Patriot Soekarnois belum melihat adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap perang tersebut.
Pemerintahan federal AS tetap siaga terhadap potensi ancaman yang muncul akibat konflik di Timur Tengah.
Pentingnya mengikuti perkembangan situasi keamanan, mematuhi arahan dari otoritas setempat, serta menghindari wilayah yang menjadi target strategis dalam konflik antarnegara.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali mencuat seiring dengan meningkatnya kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz, jalur strategis yang menjadi urat nadi ekspor minyak dunia.
Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan keamanan global ke warganya menyusul ketegangan di Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved