Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan setiap pembicaraan damai Ukraina harus fokus pada menciptakan tatanan dunia baru dan mempertimbangkan kepentingan negaranya. Rusia, katanya, akan terus melawan dominasi Amerika Serikat di panggung global.
Dia berpendapat bahwa serangan di Ukraina merupakan bagian dari perjuangan itu. Moskow tidak punya pilihan selain melanjutkan serangannya selama lebih dari setahun di Ukraina, karena tidak melihat solusi diplomatik. "Setiap negosiasi harus didasarkan pada pertimbangan kepentingan Rusia dan kekhawatiran Rusia," kata Lavrov pada Jumat (7/4) setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara.
Menurut dia, negosiasi damai di Ukraina harus mengacu pada prinsip-prinsip yang akan menjadi dasar tatanan dunia baru. Dia menambahkan bahwa Rusia menolak tatanan dunia unipolar yang dipimpin oleh satu hegemon.
Baca juga: Kunjungi Warsawa, Zelensky Ajak Polandia Lawan Rusia
Cavusoglu, yang negaranya menjadi tuan rumah pembicaraan antara Rusia dan Ukraina tahun lalu, menyerukan dimulainya kembali dialog. Ia menyatakan kekhawatiran bahwa perang di Ukraina akan meningkat di musim semi.
Kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB, Moskow mengancam akan keluar dari kesepakatan itu jika terdapat hambatan untuk ekspor pertaniannya. Pembicaraan di Turki itu untuk memperpanjang perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina yang dimulai bulan depan. Kesepakatan biji-bijian melalui Laut Hitam pertama kali ditandatangani Juli lalu dan telah dua kali diperbarui.
Baca juga: Finlandia Gabung ke NATO, Rusia Tak Gentar
Lavrov mengatakan dia dan Cavusoglu membahas kegagalan mengimplementasikan ketentuan kesepakatan tersebut. Dia menambahkan bahwa Rusia dapat bekerja di luar kesepakatan tersebut jika negara-negara Barat menghambat ekspor pertaniannya.
Kesepakatan itu memastikan pengiriman biji-bijian dan komoditas lain dengan aman dari pelabuhan Ukraina di tengah blokade angkatan laut Rusia. Bersama Lavrov, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki berkomitmen memperpanjang kesepakatan tersebut setelah pertengahan Mei.
"Kami mementingkan kelanjutan dari perjanjian tersebut. Tidak hanya untuk ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia dan Ukraina, tetapi juga untuk menghentikan krisis pangan dunia," kata Cavusoglu.
Pihaknya juga setuju bahwa hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia harus dihilangkan. Masalah perlu diatasi agar kesepakatan biji-bijian diperpanjang lebih lanjut.
Rusia dan Ukraina adalah dua produsen komoditas pertanian terpenting di dunia dan pemain utama di pasar gandum, jelai, jagung, lobak, minyak lobak, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari. Rusia juga dominan di pasar pupuk. Sementara ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak berada di bawah sanksi Barat, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik dan industri asuransi adalah penghambatnya. (Aljazeera/Z-2)
Tentara Korea Utara berperan penting dalam keberhasilan Rusia merebut kembali Kursk dari Ukraina.
Sektor pertahanan memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu pada hari ini di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang tiga tahun antara Moskow dan Ukraina.
Presiden Donald Trump yakin Presiden Rusia Vladimir Putin siap capai kesepakatan terkait perang di Ukraina.
Presiden Donald Trump menegaskan Rusia akan hadapi konsekuensi sangat berat, jika Presiden Rusia Vladimir Putin tolak gencatan senjata.
Menteri luar negeri Sergey Lavrov akan menghadiri KTT Alaska, Jumat (15/8).
Steve Witkoff, utusan kepercayaan Presiden Donald Trump, bertolak ke Moskow untuk bertemu pejabat
ISTANA kepresidenan Rusia, Kremlin, pada Selasa (22/7) mengatakan bahwa Moskow berharap putaran perundingan damai antara Rusia-Ukraina berikutnya akan berlangsung pekan ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung tanpa syarat terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
DINAS Keamanan Ukraina mengeklaim pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
UKRAINA dan Rusia telah mencapai kesepakatan besar di Istanbul, Senin (2/6), untuk melakukan pertukaran tahanan dan jenazah terbesar sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved