AMERIKA Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk kebijakan Israel, termasuk perluasan pemukiman dan penghancuran rumah, sebagai hal yang merugikan solusi dua negara.
Namun, Washington selalu melindungi Israel dari sanksi PBB.
“Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja menuju tujuan abadi kami untuk memastikan bahwa warga Palestina dan Israel menikmati kebebasan, keamanan, kesempatan, keadilan dan martabat yang setara,” kata Blinken.
Ia menekankan perlunya melestarikan visi dua negara. AS akan terus menentang apa pun yang membuat tujuan itu semakin jauh dari perdamaian.
"Tetapi dukungan AS tidak termasuk pada perluasan pemukiman dan legalisasi pos-pos ilegal, bergerak menuju aneksasi Tepi Barat, gangguan terhadap status quo bersejarah di tempat-tempat suci Yerusalem, penghancuran dan penggusuran dan hasutan dan persetujuan untuk kekerasan,” paparnya.
AS beri bantuan militer untuk Israel
Para pembela HAM telah lama mendesak Washington untuk menekan Israel agar mengakhiri pelanggarannya terhadap warga Palestina.
AS memberikan setidaknya US$3,8 miliar bantuan militer ke Israel setiap tahun dan memblokade upaya internasional untuk mengecam pelanggaran Israel di ruang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca juga: Ini Lima Sikap Resmi Indonesia Tanggapi Provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa
Administrasi AS berturut-turut, termasuk pemerintahan Presiden Joe Biden, telah mempertahankan dukungan tanpa syarat untuk Israel.
“Saya menegaskan kembali kepada Israel dan rakyatnya komitmen kuat AS untuk keamanan Israel. Meningkatnya gelombang kekerasan telah mengakibatkan hilangnya banyak nyawa tak berdosa di kedua belah pihak,” kata Blinken.
Setelah bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Blinken menghadap Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Blinken mengatakan bahwa prioritas utama Washington adalah memulihkan ketenangan dan meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina sebelum mendorong penyelesaian jangka panjang.
Blinken menambahkan bahwa dia meminta anggota timnya untuk tetap berada di wilayah tersebut untuk membantu tujuan tersebut.
“Ini terjadi pada saat Israel melanjutkan tanpa pencegahan atau pertanggungjawaban apa pun. Operasi sepihaknya, termasuk permukiman, aneksasi de-facto, terorisme pemukim,” kata presiden Palestina itu.
Abbas juga mengecam Israel karena melanggar status quo bersejarah dan melanggar Masjid Al-Aqsa dan menahan dana Palestina bersama dengan kebijakan pembersihan etnis dan apartheid.
“Penentangan yang berkelanjutan terhadap upaya rakyat Palestina untuk mempertahankan keberadaan mereka dan hak-hak sah mereka di forum dan pengadilan internasional, dan untuk memberikan perlindungan internasional bagi rakyat kami, adalah kebijakan yang mendorong penjajah Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan dan melanggar hukum internasional,” kata Abbas. (Aljazeera/Cah/OL-09)