Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kasus Kematian Muncul, Beijing semakin Sunyi

Cahya Mulyana
21/11/2022 21:11
Kasus Kematian Muncul, Beijing semakin Sunyi
Restoran dan warung di Distrik Chaoyang, Beijing, China, hanya melayani pembelian makanan dan minuman untuk dibawa pulang, Minggu (20/11).(ANTARA/M Irfan Ilmie)

SEBAGIAN besar wilayah Beijing, Tiongkok, ditutup karena jumlah kasus covid-19 terus melonjak. Selain dilanda lonjakan, Tiongkok juga mencatat kematian pertama akibat covid-19 sejak Mei 2022.

Sejak pekan lalu kantor-kantor pemerintahan di Beijing menyerukan masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah agar situasi seputar lonjakan covid-19 mereda. Namun, otoritas Beijing membebaskan setiap distrik untuk menerapkan kebijakan otonom.

Hal itu memicu terjadinya penegakan aturan yang tidak merata. Sebagian distrik mengeluarkan larangan makan di tempat, namun di wilayah lain diperbolehkan beroperasi sepanjang akhir pekan.

Pada Minggu (20/11), Tiongkok mencatat 24.215 kasus covid-19 baru dari penularan lokal. Sebanyak 22.011 kasus tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik.

Hampir 8.400 kasus baru covid-19 di Tiongkok berasal dari Provinsi Guangdong, dan lebih dari 4.500 dari Kota Chongqing. Untuk Beijing, tercatat tambahan 516 kasus infeksi covid-19.

Beijing melaporkan kematian perdana terkait covid-19 dalam hampir setengah tahun pada Minggu (20/11), yakni seorang pria berusia 86 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Ditan. Sebelum meninggal, pasien tersebut divonis mengalami infeksi paru-paru dan beberapa komorbid lain.


Baca juga: Dana Kompensasi tidak Cukup Hentikan Perubahan Iklim


Pejabat kesehatan setempat mengatakan, pria yang tak disebutkan namanya itu juga menderita hipertensi kronis dan penyakit otak degeneratif. "Kondisinya memburuk pada hari Sabtu. Upaya resusitasi tidak berhasil," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Ditan, Jin Ronghua.

Pandemi covid-19 di Tiongkok yang meningkat beberapa bulan ini melahirkan peraturan baru yang dirilis Komisi Kesehatan Tiongkok (NHC) pada 11 November. NHC mendorong pejabat setempat untuk meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari dengan melakukan penguncian (lockdown) yang lebih terarah dan tidak menutup sekolah secara sewenang-wenang hanya karena ada beberapa kasus covid-19.

Tetapi banyak pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Kota Beijing, merasa kesulitan untuk mengimbangi peraturan baru dengan kebijakan nol-covid yang menekankan penghapusan kasus covid-19 di tengah masyarakat.

Di Beijing, jalan-jalan menjadi lebih sepi dari sebelumnya, termasuk di pusat kebugaran dan toko persediaan hewan peliharaan di beberapa daerah yang telah diperintahkan untuk ditutup. Beberapa mal di Beijing juga diminta untuk tutup, tetapi supermarket dan restoran masih diizinkan buka. (OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya