Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sejumlah Ledakan Kepung Ibu Kota Ukraina 

 Ferdian Ananda Majni
17/10/2022 15:33
Sejumlah Ledakan Kepung Ibu Kota Ukraina 
Warga setempat menyelamatan diri bersama dengan serangan drone Rusia ke Kota Kyiv, Ukraina, Senin (17/10).(Sergei SUPINSKY / AFP)

SEJUMLAH ledakan terjadi di distrik pusat ibukota Ukraina. Ledakan itu menghantam Distrik Shevchenkivskyi di ibu kota pada Senin (17/10) pagi, dan merusak sejumlah bangunan tempat tinggal.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, di layanan pesan Telegram. “Penyelamat ada di lokasi,” kata Klitshchko.

Kondiis ini sebagai akibat dari serangan pesawat nirawak, sehingga kebakaran juga terjadi di sebuah bangunan non-perumahan.Tidak ada informasi tentang jatuhnya korban.

Wartawan dari kantor berita AFP melaporkan dua ledakan, sekitar pukul 06:35 dan 06:45 (03:35 GMT dan 03:45 GMT), tak lama setelah sirene serangan udara berbunyi. Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Reuters ada dua ledakan.

Daerah Shevchenkivskyi, bagian sibuk dari Kyiv dengan universitas, bar mahasiswa dan restoran, terkena beberapa rudal selama jam sibuk seminggu yang lalu.

Baca juga: Pesawat Nirawak Kamikaze Rusia Kembali Gempur Kota Kyiv

Serangan rudal tersebut merupakan aksi pembalasan Rusia ke kota-kota besar Ukraina setelah serangan di jembatan Kerch yang penting secara strategis yang menghubungkan Rusia dengan wilayah Krimea yang dianeksasi.

Serangan-serangan itu adalah yang paling parah sejak Rusia mengabaikan upaya untuk merebut kota itu pada minggu-minggu awal perang yang dimulai pada 24 Februari.

Serangan terbaru terjadi di tengah pertempuran sengit di Kherson selatan dan wilayah Donetsk timur.

Berbicara dalam pidato video malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sementara tidak ada perubahan signifikan di garis depan, titik panas utama di Donbas adalah (kota-kota tetangga) Soledar dan Bakhmut, di mana pertempuran yang sangat sengit terus berlanjut.

Dia menuduh Rusia menempatkan 2.000 napi, beberapa menjalani hukuman yang lama untuk kejahatan berat di medan perang.

“Mereka dijaga di depan tidak hanya dengan uang tetapi juga dengan janji amnesti,” katanya. (AFP/Fer/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya